Pleno Kongres II Partai Demokrat yang ditutup pada pukul 23.00 WIB, akhirnya membuahkan keputusan yang win-win solution baik bagi kubu Andi Mallarangeng maupun Marzuki Alie. Pleno memutuskan untuk menghapus larangan rangkap jabatan dan dukungan minimum dari tata tertib.
Keputusan itu dibacakan Ketua DPP PD Yahya Sacawirya usai rapat pleno kongres yang berakhir pukul 23.00 WIB di Hotel Mason Pine, Padalarang, Bandung, Sabtu (22/05). "Sudah dijelaskan siapapun boleh maju karena jabatan puncak di legislatif dan yudikatif yang semula dilarang dihapuskan. Syarat minimal 25 persen juga dihilangkan," ujar Ketua
"Hak suara DPP,DPD, DPC. DPLN dan lain-lain akan dibahas dalam AD/ART baru. Jadi jumlah suara tetap 531 suara," jelasnya. Keputusan itu, diyakini sebagai solusi terbaik mengatasi kemelut yang berlangsung di sepanjang pelaksananan kongres hari kedua.
Sebelumnya kongres sempat mengalami deadlock setelah muncul usulan dari kubu Marzuki Alie (MA) yang menghendaki agar jadwal pelaksanaan pemilihan ketua umum didulukan sebelum pembahasan AD/ART, rapat-rapat komisi dan kebijakan partai. Padahal jadwal yang telah disusun, justru sebaliknya.
Kontan usulan dari kubu MA itu ditentang kubu lain yang menjadi pesaing. Khususnya kubu Andi Mallarangeng (AM). Sedang kubu Anas Urbaningrum (AU), lebih memilih posisi aman. Yakni dengan tidak memasalahkan hal itu.
Saan Mustopa, juru bicara kubu Anas, dalam konperensi pers di Posko Anas, Sabtu (22/05) pukul 19.30 WIB, mengakui sebelumnya ada keinginan peserta untuk merubah jadwal kongres yang telah ditetapkan itu. Namun ia menegaskan keinginan merubah jadwal tersebut bukan berasal dari kubu Anas. “Itu keinginan dari di kongres,” ujar Saan.
Saan menegaskan, pihaknya hanya mau memfokuskan kemenangan Anas dalam satu putaran. “Sejak awal kami hanya fokus pada kemenangan Anas dalam satu putaran,” ujarnya.
Saan menambahkan, pihaknya juga tidak mengarahkan konstiuen Anas untuk memilih opsi A atau B. Sebagaimana diketahui, opsi A menghendaki agar pemilihan ketua umum dilaksanakan sesudah pembahasan AD/ART. Atau opsi B yang menghendaki pemilihan ketua umum didulukan sebelum pembahasan AD/ART.
Bahwa kemudian voting tersebut dimenangkan opsi B, Saan menegaskan, itu mekanisme riil yang berkembang di kongres. Karena itu katanya, Tim Sukses Anas menyerahkan sepenuhnya pada konstituen. “Kami tidak memaksakan,” tegasnya.
Sebelumnya, Jhony Allen Marbun anggota Tim sukses Anas kepada wartawan di Bandung, Sabtu (22/05) mengatakan pemilihan terhadap opsi B, merupakan strategi untuk mengetahui kekuatan nyata Andi Mallarangeng sebagai pesaing terberatnya.
Manuver kubu Anas selanjutnya, adalah mengajak kubu Andi bergabung. Sehingga bisa menang mudah menghadapi Marzuki yang meski militan tapi kekuatan dalam kalkulasi politiknya, tidaklah besar. Itulah mengapa, kubu Anas optimis memenangkannya dalam satu putaran saja.
Banyak kalangan menilai, Anas pandai memanfaatkan situasi untuk “menggembosi” kubu Andi. Padahal usulan opsi B berasal dari kubu Marzuki. Sebelumnya, kubu Marzuki memang ngotot agar kongres mendulukan pemilihan ketua umum sebelum membahas AD/ART dan rapat-rapat komisi. Mereka beralasan ketua umum terpilih berhak menyusun tata tertib, AD/ART dan kebijakan partai.
Kubu Andi menganggap itu akal-akalan kubu Marzuki agar terhindar dari aturan pasal 11 Tatib yang melarang Ketum PD memegang jabatan rangkap. Maklum Marzuki saat ini masih menjabat Ketua DPR. Karena itu, kalau peserta kongres memenangkannya, maka akan terjadi rangkap jabatan. Hal itulah yang tidak dikehendaki kubu AM.
Sekretaris Tim Pemenangan Andi, Ramadhan Pohan ketika ditemui politikindonesia.com di Kampung AM, Sabtu (22/05) enggan mengomentari hal itu. Ia hanya menegaskan, kongres masih tetap berlangsung kendati siang sebelumnya sempat terjadi perdebatan sengit seputar jadwal pemilihan ketua umum. Ramadhan menolak anggapan telah terjadi deadlock saat pembahasan tersebut. “Itu hanya tertunda saja. Sekarang kan buktinya masih berlangsung,” ujar Ramadhan singkat.
Menanggapi kekalahan kubunya dalam pemilihan opsi tersebut, Ketua Tim Sukses AM, Nachrowi Ramli sebelumnya mengakui dalam dinamika politik, hal seperti itu bisa saja terjadi. Namun ia membantah jika dukungan ke Andi, melemah. Dia menegaskan pendukunganya tetap besar, kuat dan solid.
"Yang hilang, ya biarkan hilang, kami harap mereka cepat kembali ke jalan yang benar," ujar Nachrowi. Ia optimis, mampu menggiring Andi ke kursi PD-1. “Kami juga kan punya power," jawab Ketua DPD PD DKI Jakarta itu.
Dari pengamatan suasana di Kampung AM, menemukan suasana berbeda dibanding malam sebelumnya. Kampung AM malam itu nampak agak lain dibanding pada malam pembukaan. Saat itu, kampung AM begitu semarak. Dentuman musik hidup (live music), mengajak beberapa kader, pendukung ikut bergoyang seirama musik.
Namun Sabtu malam tadi, keceriaan yang begitu jelas tergambar pada malam sebelumnya, tak nampak lagi. Wajah-wajah menegang, tak dapat disembunyikan. Alunan penyanyi di panggung hiburan pun serasa hambar. Benarkah ini pertanda bahwa perjuangan AM bakal berakhir?
Nampaknya belum. Sebab rapat pembahasan tata tertib itu berhasil mengambil keputusan yang win-win solution baik bagi kubu Andi maupun Marzuki. Kompetisi pun diramalkan semakin seru, memasuki hari terakhir ini. Dari jadwal yang ada, diharapkan menjelang magrib, sudah dapat dipilih Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, pasca kepemimpinan Hadi Utomo.
Pemilihan Dimulai
Minggu pagi, Kongres II Partai Demokrat memasuki sesi yang dinanti-nanti, pemilihan ketua umum DPP PD untuk periode 2010-2015. Dari jadwal hasil voting rapat pleno penetapan acara, maka rangkaian pemilihan pada dimulai tepat pukul 10.00 WIB, Minggu (23/05).
Rangkaian pemilihan ketua umum ini akan dimulai dengan agenda penjelasan dan syarat tata cara pemilhan ketua umum dan formatur. Setalah itu berlanjut dengan pendaftaran bakal calon ketua umum lalu verfikasi bakal calon ketua umum. Tahap keempat adalah penetapan calon ketua umum dan pemilihan ketua umum. Terakhir, proses penghitungan suara dan penetapan ketua umum terpilih.
Sementara agenda paling awal pada pukul 09.00 WIB yakni penetapan ketua dewan pembina PD. SBY dikukuhkan kembali sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat 2010-2014.
Usai penetapan, SBY memilih untuk tidak berada di ruang pemilihan ketua umum. SBY akan memantau jalannya pemilihan Ketum PD dari ruangannya. Keputusan ini disampaikannya usai memimpin mengheningkan cipta untuk almarhumah Ainun Habibie. Ia berdoa agar pemilihan berlangsung tertib.
"Agar pemilihan benar-benar berlangsung bebas, saya memilih untuk tidak berada dalam ruangan ini. Saya membantu doa agar kita bisa terus maju dan kompak, bersatu dalam membangun partai," kata SBY.
SBY juga berpesan agar siapa pun yang menang atau kalah bisa menerima putusan. Fokus PD sendiri adalah kemenangan di Pemilu 2014.
© Copyright 2024, All Rights Reserved