Tiga kapal perang Rusia berlayar mendekati perairan Suriah. Kapal intelijen SSV-201 Priazovye, didampingi dua kapal pendaratan Minsk dan Novocherkassk, Kamis (05/09) waktu setempat, melewati Selat Bosphorus, Turki yang memisahkan Asia dari Eropa itu. Tiga kapal tersebut dalam perjalanan ke Mediterania Timur, dekat pantai Suriah.
Priazovye berangkat dari pelabuhan Sevastopol, Ukraina ke perairan Timur Mediterania, sejak hari Minggu kemarin.
Rusia, yang merupakan sekutu utama Damaskus, konstan menyiagakan empat kapal perang di perairan Mediterania timur di tengah krisis Suriah yang terjadi. Mereka secara teratur merotasi formasi mereka setiap satu bulan. Selain itu mereka Ini juga memiliki pangkalan angkatan laut di Pelabuhan Tartus, Suriah.
Sebelumnya, Moskow dengan tegas menentang keras rencana intervensi militer yang dipelopori Amerika Serikat (AS), terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai bentuk hukuman karena menggunakan senjata kimia di Damaskus, dan menewaskan 1.400 orang.
Sementara itu pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menilai AS, tidak berhak menggunakan alasan kemanusian untuk campur tangan dalam krisis Suriah, karena kejahatan yang mereka lakukan di Irak, Afghanistan dan di penjara militer Teluk Guantanamo, Kuba.
“AS akan membuat kesalahan jika jadi melancarkan serangan ke Suriah. Kami percaya bahwa Amerika melakukan sebuah kebodohan dan kesalahan di Suriah dan akan menerima pukulan dan menderita," kata Khamenei, dikutip dari CNN, Jumat.
Komentarnya yang dikeluar Khamenei, hampir bersamaan dengan pernyataan kelompok milisi Hizbollah-kelompok yang populer di belahan dunia Arab. Hizbollah mengatakan, setiap aksi militer terhadap Pemerintah Suriah adalah sebuah bentuk tindakan teror langsung dan terorganisir.
"Serangan ini ditujukan untuk memobilisasi kekuatan Israel di wilayah tersebut dalam upaya untuk memaksakan genggaman kolonial Barat," kata Hizbollah dalam pernyataanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved