Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memilih 500 sekolah untuk percontohan program "Full Day School". Jumlah 500 sekolah itu berasal dari berbagai jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat (SLTA) di Jakarta.
"Saat ini sudah ada 500 sekolah yang akan menjadi percontohan penerapan program Full Day School. Saat ini masih dalam tahap persiapannya," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy, usai menjadi pembicara seminar yang digelar di Padang, akhir pekan kemarin.
Menurut Muhadjir, selain 500 sekolah itu, juga terdapat sekolah lain yang berinisiatif mengajukan diri untuk ikut menerapkan "Full Day School" dengan dukungan pemerintahan kabupaten/kota.
"Semoga penerapan program tersebut dapat berjalan dengan baik, dan apa tujuan yang terkandung di dalamnya bisa tercapai," kata Muhadjir.
Muhadjir menjelaskan, "Full Day School" bukan berarti peserta didik belajar seharian di sekolah. Namu,n sistem yang memastikan bahwa peserta didik bisa mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, salah satunya kegiatan ekstrakurikuler.
Mengingat pendidikan karakter adalah prioritas utama dalam tujuan pendidikan oleh pemerintah saat ini. Hal itu merujuk pada visi Presiden Joko Widodo, yaitu melakukan "Revolusi Mental".
"Jadi melalui Full Day School, setelah belajar setengah hari peserta didik tidak langsung pulang ke rumah, namun dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan, dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan, dalam perwujudan pendidikan karakter itu kementerian juga telah memberikan acuan bahwa dalam kegiatan pembelajaran di tiap-tiap sekolah, sebagian besar porsinya harus diisi dengan pendidikan karakter.
Untuk tingkatan Sekolah Dasar (SD) pendidikan karakter ditentukan sebesar 70 persen, SLTP sebesar 60 persen, dan SLTA sebesar 30 persen yang difokuskan pada pendidikan karakter untuk memasuki dunia kerja.
Muhadjir menjelaskan, ada empat poin yang menjadi inti dalam pendidikan karakter itu yaitu karakter tentang keagamaan, karakter tentang personal peserta didik, karakter sosial, dan karakter nasionalisme.
© Copyright 2024, All Rights Reserved