Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 memprihatinkan. Hampir semua sektor rill mencatatkan pertumbuhan bisnis yang melambat.
"Saya sampai saat ini belum mendapatkan laporan dari teman-teman pengusaha yang dapat keuangan nya positif kok enggak ada, jadi semuanya (bisnis) turun," kat Ketua Apindo Hariyadi B Sukamdani di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Rabu (29/04).
Haryadi mengatakan, situasi tersebut membuat para pengusaha khawatir. Bahkan di industri otomotif, sektor yang menjadi andalan Indonesia itu ikut turun 20 persen, sektor perhotelan turun 40 persen, dan industri makanan-minuman juga turun 10 persen.
Apindo mempertanyakan di tengah situasi ekonomi yang lesu itu, pemerintah misalnya soal penarikan pajak secara besar-besaran. Target pemerintah menaikan pendapatan dari pajak hingga 43 persen terlalu ambisius.
"Kami setuju ambisi besar itu, tapi langkah ya seperti apa. Kenyataannya saat saya ketemu Pak Bambang (Menteri Keuangan) bilang ruang fiskal paling hanya Rp100 triliun (dari pengurangan subsidi BBM). Saya sudah sampaikan bahwa target pajak itu tak masuk akal," kata Haryadi.
Haryadi mengatakan, selain karena kondisi makro Indonesia ditekan ekonomi global, kondisi dalam negeri juga tak begitu baik. Misalkan soal penyerapan anggaran APBN yang sampai kuartal 1 pada 2015 hanya 15 persen. Padahal seharusnya pada Juni nanti paling tidak penyerapan anggaran bisa mencapai 50 persen.
"Mudah-mudahan pemerintah ini tak mengulang kesalahan pemerintah kalau yaitu pada tahun 2014 terjadi penumpukan anggaran di akhir tahun," pungkas Haryadi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved