Perusahaan Raksasa Teknoligi Apple, menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk membuat mesin pencari untuk bersaing dengan Google. Pernyataan ini disampaikan di tengah gencarnya kasus anti-monopoli yang melibatkan Google.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Senior Vice President of Services Apple, Eddy Cue, dalam sebuah dokumen yang diajukan ke pengadilan federal Amerika Serikat di Washington, D.C.
Kasus ini bermula dari penyelidikan yang dilakukan oleh Kementerian Kehakiman AS (DOJ), yang menilai dominasi Google dalam bisnis mesin pencari dan browsernya sebagai bentuk monopoli. Cue menyampaikan kurang lebih ada tiga hal yang membuat Apple tak tertarik membangun dan mengembangkan mesin pencari:
Proses yang lama dan biaya yang besar
Salah satu isu yang mencuat adalah kontrak antara Apple dan Google, yang menjadikan Google sebagai mesin pencari default di browser Safari. Nilai kontrak tersebut mencapai USD 20 miliar, dan pihak berwenang menganggap perjanjian ini sebagai hal yang ilegal.
Namun, dalam dokumen resmi yang diajukan ke pengadilan, Eddy Cue menanggapi pernyataan bahwa Apple akan terpaksa mengembangkan mesin pencari sendiri jika pengadilan memutuskan untuk mengubah atau menghapus kontrak eksklusif tersebut. Menurut Cue, anggapan tersebut tidaklah akurat.
“Apple tidak akan mengembangkan mesin pencari sendiri karena prosesnya akan memakan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar,” ujar Cue.
Ia menambahkan bahwa perusahaan lebih memilih fokus pada area pertumbuhan lainnya yang lebih menguntungkan dan tidak memerlukan investasi yang sangat besar.
Risiko Ekonomi yang Besar
Cue menjelaskan lebih lanjut bahwa perkembangan mesin pencari sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Hal ini menjadikan bisnis mesin pencari semakin dinamis dan penuh ketidakpastian. Untuk itu, risiko ekonomi dalam pengembangan mesin pencari sendiri menjadi sangat besar bagi Apple.
“Kami tidak bisa hanya melihat biaya pembangunan mesin pencari tanpa mempertimbangkan faktor risiko yang datang dengan cepatnya perubahan dalam teknologi AI. Bisnis mesin pencari dapat berubah sangat cepat, dan kami harus sangat berhati-hati,” tegas Cue.
Privasi Pengguna, Prioritas Utama Apple
Selain masalah biaya dan risiko ekonomi, ada faktor lain yang membuat Apple enggan untuk membangun mesin pencari sendiri. Sebagai perusahaan yang dikenal dengan komitmennya terhadap privasi pengguna, Apple menyadari bahwa untuk mengembangkan mesin pencari yang kompeten, mereka harus mengadopsi model iklan yang sangat berbeda dari apa yang mereka jalankan saat ini.
Model iklan yang digunakan oleh banyak mesin pencari, termasuk Google, berfokus pada penargetan iklan berdasarkan data pengguna. Hal ini jelas bertentangan dengan filosofi Apple yang mengutamakan privasi dan perlindungan data pribadi.
“Untuk dapat bersaing dengan Google, Apple harus melibatkan iklan yang menargetkan pengguna. Namun, ini bertentangan dengan nilai-nilai privasi yang kami junjung tinggi,” ungkap Cue.
Apple berpotensi kehilangan pendapatan
Apple juga memberikan pandangannya terkait konsekuensi penghilangan kontrak eksklusif dengan Google. Jika pengadilan memutuskan untuk melarang Google membayar bagi hasil pendapatan dari pencarian yang dilakukan di Safari, Apple akan menghadapi pilihan yang sulit. Cue menjelaskan bahwa jika Google tidak lagi membayar bagi hasil pendapatan, Apple akan kehilangan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar.
“Jika kami tidak mendapatkan bagian dari pendapatan yang dihasilkan Google, itu berarti kami memberikan akses tanpa biaya kepada Google untuk pengguna Apple,” ujar Cue.
Sebaliknya, jika Apple memilih untuk menghapus opsi Google sebagai mesin pencari default di Safari, mereka akan menghadapi risiko kehilangan pengguna yang sudah terbiasa dengan Google. Hal ini, menurut Cue, akan merugikan baik bagi Apple maupun penggunanya.
Lebih lanjut, Cue menyampaikan bahwa Apple merasa perlu untuk berpartisipasi dalam proses hukum yang sedang berlangsung terkait kasus ini, karena mereka merasa Google tidak dapat mewakili kepentingan Apple. Meskipun kedua perusahaan memiliki hubungan kontraktual yang erat, Apple berpendapat bahwa keputusan yang diambil oleh pengadilan bisa lebih menguntungkan Google daripada Apple.
“Apple memiliki kepentingan yang berbeda dengan Google dalam kasus ini. Jika pengadilan memutuskan untuk membatalkan kontrak eksklusif dengan Google, itu akan sangat merugikan Apple,” pungkas Cue.
Secara keseluruhan, Apple tampaknya lebih memilih untuk tetap menjaga fokus pada pengembangan produk-produk lain yang lebih sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan tidak terjebak dalam bisnis mesin pencari yang memerlukan sumber daya besar, serta berisiko tinggi. Keputusan ini tentunya akan terus dipantau seiring dengan perkembangan kasus anti-monopoli yang melibatkan Google dan Apple. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved