Banjir bandang menerjang wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, pada Rabu (18/12/2024). Sebanyak 1.559 warga dari empat desa terpaksa mengungsi.
Hingga Kamis pagi, air masih mengalir dengan deras di empat desa yang terdampak bencana, yaitu Kota Tua, Harean, Sisoma, dan Simaninggir di Kecamatan Tano Tombangan Angkola.
Menurut cerita saksi mata, air bah mengalir deras membawa material kayu dari hutan. Air deras menghantam ratusan rumah hingga air mencapai atap bangunan di dua desa.
Kabid Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Utara, Sri Wahyuni Pancasilawati, menjelaskan banjir bandang mulai terjadi pada Rabu (18/12/2024) pukul 16.30 WIB.
“Hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 14.00 WIB menyebabkan Sungai Aek Mardua meluap dan membawa material kayu yang merusak permukiman warga di Desa Kota Tua, Sisoma, Harean, dan Simaninggir,” kata Sri Wahyuni, dikutip Kamis (19/12/2024).
Desa Kota Tua menjadi wilayah yang paling terdampak. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, tetapi dua warga mengalami luka-luka, dan salah satunya mengalami luka berat.
Sri Wahyuni memaparkan, banjir menyebabkan kerusakan berat hingga ringan pada rumah warga. Sebanyak 300 jiwa dari Desa Kota Tua dan 50 jiwa dari Desa Simaninggir harus mengungsi, sementara Desa Sisoma dan Harean tidak mencatat jumlah pengungsi.
Total penduduk yang terdampak di Desa Kota Tua mencapai 1.180 jiwa, termasuk bayi, balita, ibu hamil, dan lansia. Sementara di Desa Simaninggir, terdapat 379 jiwa terdampak bencana banjir bandang ini.
BPBD bersama instansi terkait telah mendirikan tenda pengungsi, dapur umum, dan menyalurkan bantuan logistik. Tim di lapangan terus melakukan evakuasi, pendataan, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan warga.
“Upaya yang dilakukan saat ini adalah evakuasi korban, koordinasi dengan pihak terkait, pendataan, dan pendistribusian logistik,” ujar Sri Wahyuni. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved