Seorang pria asal Hongkong, Tiongkok dibekuk aparat Bea Cukai Bandara Internasional Juanda. Pria bernama Wu Chi Lung itu kedapatan menyelundupkan 1,9 kilogram sabu ke Indonesia. Barang haram itu rencananya hendak dikirim lagi dari Surabaya ke Jakarta.
Kepada pers, Kamis (30/10), Plt Kepala Dirjen Bea Cukai Kantor Wilayah Jawa Timur I, Agus Yulianto mengatakan, penangkapan pria
38 tahun kelahiran Zhejiang itu dilakukan pada 17 Oktober lalu. Ia ditangkap sesaat setelah turun dari pesawat di terminal 2 bandara tersebut.
Agus menyebut, tersangka datang ke Surabaya seorang diri menumpang Pesawat Cathay Pacific dengan nomor flight CX-781 rute Hongkong-Surabaya sekitar pukul 19.30 WIB. Saat turun, petugas melihat ada kejanggalan dengan cara berjalan pelaku. Disamping itu perutnya terlihat buncit yang tidak wajar.
“Atas kecuriagaan itu, petugas Customs Narcotics Team (CNT) KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda dan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I, melakukan pemeriksaan X-Ray terhadap barang bawaan tersangka," terang Agus.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan body search. Hasilnya, petugas menemukan barang yang diduga narkoba jenis methampetamine yang dilekatkan pada perut dan kaki tersangka. "Modusnya melekatkan sabu pada tubuh dan kaki," kata Agus.
Pada perut tersangka, ditemukan 17 bungkus sabu, 4 bungkus melekat di kaki kanan dan 4 bungkus lagi di kaki kiri. “Total berat bruto 1.970 gram, atau 1,9 kilogram," katanya merinci.
Selanjutnya, pihak Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I berkoordinasi dengan pihak Ditreskoba Polda Jawa Timur untuk pengembangan. Dan dari hasil pengembangan itu, petugas kembali menangkap seorang kurir bernama Edi, 27, warga Cikini, Jakarta.
“Dari hasil pengembangan, kita berhasil menangkap E (Edi) di salah satu hotel yang ada di Jatinegara, Jakarta. Dia ini, selain kurir juga pemakai. Satu tahun dia menjadi pemakai," tambah Direskoba Polda Jawa Timur, Kombes Pol Andi Ludianto.
Andi menerangkan, dari hasil penyelidikan pihaknya, sabu tersebut dibawa Lung dari Hongkong ke Surabaya, akan dikirim ke pemesannya di Jakarta. “Dari Surabaya di naik kereta ke Jakarta, kemudian kembali lagi ke Hongkong dengan pesawat dari Jakarta," papar dia.
Sementara Edi sendiri mengaku mendapat bagian Rp5 juta, dari si pemesan. "Saat ini, kita masih mengembangkan lagi. Karena ini jaringan terputus, mudah-mudahan atasnya bisa kita tangkap lagi," tandas Andi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved