Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan infrastruktur baru untuk mempermudah pembelian saham perdana atau initial public offering (IPO). Dengan sistem baru, yang dinamakan primary market support system (PMSS), proses bookbuilding saham IPO bisa dilakukan secara online.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, sistem ini akan ditunjang sistem online milik broker. Jadi, investor yang bukan nasabah agen penjual bisa memiliki akses terhadap saham IPO.
"Sekarang kan masih harus isi formulir dan sebagainya. Dengan sistem ini, investor di manapun bisa beli," ujar Hoesen.
Ia mengatakan, BEI saat ini masih menggodok aturan tersebut dan diharapkan berlaku pada tahun depan. Selama ini, proses bookbuilding saham IPO harus melalui sekuritas. Investor yang ingin saham IPO harus membeli melalui underwriter atau co-underwriter.
Selanjutnya, investor melalui tahap penjatahan sebelum memperoleh saham IPO. Tapi proses mendapatkan saham IPO tak selalu mulus. Bahkan sebagian investor tak mendapatkan saham sesuai jumlah pesanannya.
Pengamat pasar modal, Teguh Hidayat mengatakan, ada dua tantangan bagi investor yang ingin mendapatkan saham IPO. Pertama yakni, sulit mendapat informasi saham. Saat ini, prospektus ringkas perusahaan yang akan IPO disebar melalui surat kabar. Padahal tak semua investor tahu. Apalagi, prospektus di surat kabar ditulis dengan huruf sangat kecil.
"Distribusi prospektus tidak merata. Itupun hanya prospektus ringkas, bukan keseluruhan," ujar Teguh.
Kemudian tantangan kedua yakni, investor selalu mendapat jatah saham lebih sedikit dari pesanan. Sebab, jumlah investor dan jumlah saham IPO tak sebanding.
Teguh menjelaskan, saat ini ada sekitar 400.000 investor ritel yang berminat terhadap saham IPO. Jika ada perusahaan yang menjual 2 miliar saham IPO, maka satu investor hanya akan mendapat jatah 5.000 unit saham atau 50 lot. Padahal, kemungkinan investor membeli lebih banyak saham cukup besar. "Sebab saham IPO terbatas, banyak investor yang tidak kebagian," ujar Teguh.
Teguh mengatakan, sistem bookbuilding online BEI patut diapresiasi. Tapi banyak hal lain yang harus diperbaiki. Selain sulit mendapat saham IPO, investor kesulitan memperoleh informasi emiten melalui portal resmi BEI. "Semua sebenarnya ada di website bursa, namun navigasi sulit," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved