Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada tahun 2012 memasuki kegiatan ke-89. Sejumlah kegiatan dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerjasama dengan kementerian, lembaga non pemerintah, pemerintah daerah dan komponen bangsa lainnya. Pada tahun ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat giliran sebagai mitra TNI dalam pelaksanaan TMMD, antara lain dengan membina para petani tambak.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, mengatakan pihaknya akan turut membantu menyukseskan program TMMD. Karena, pihaknya tidak hanya bertanggung jawab kegiatan nelayan di laut saja, tetapi juga petani tambak dan petani darat.
“Tambak itu dari air payau dan air tawar, jadi kami akan membina petani-petani tambak maupun petani darat. Kami akan mencoba mengentaskan kemiskinan secara operasional karena kami punya tanggung jawab penuh untuk itu,” katanya kepada politikindonesia.com usai membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) TMMD ke-89 di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (12/09).
Menurutnya, dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, pihaknya menerjunkan penyuluh yang berasal SMK atau SMA perikanan. TNI digandeng untuk membantu maupun untuk menjadi pengawas. Tujuan KKP adalah membuat bisnis petani tambak bekerja lagi dan mempunyai penghasilan yang lebih.
“Sejauh ini target utamanya di Pantura, Jawa. Pantura selain paling banyak memiliki pertanian tambak, juga merupakan kantung kemiskinan. Jadi diharapkan TNI AD bisa memberikan keamanan untuk pemdampingan dan pengawasan di sana,” pungkasnya.
Dijelaskan, pembangunan desa pesisir dan peningkatan kehidupan nelayan memiliki nilai strategis dalam pembentukan semangat kebangsaan dan jiwa nasionalisme mayarakat. Karena itu, fokus pelaksanaan program TMMD adalah wilayah desa pesisir nusantara. "Kerjasama kali kami akan merevitasitalisasi 130.000 ribu tambak di kawasan Pantai Utara Jawa. Target itu harus bisa dicapai hingga tahun 2014," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Staf TNI AD Promono Edhie Wibowo menambahkan, sasaran TMMD ke-89 terdiri dari sasaran fisik dan nonfisik. Sasaran fisik terdiri dari pembangunan dan rehabilitasi rumah tinggal sebanyak 133 unit. Pembangunan dan rehabilitasi jalan sepanjang 136.442 meter, 57 jembatan, 77 rumah ibadah. "Selain itu, kami juga akan mehabilitasu 10 sekolah serta peningkatan sarana dan prasarana wilayah pedesaan lain, berupa infrastruktur, fasilitas umum dan sosial," kata Pramono.
Sedangkan, sasaran nonfisik terdiri dari peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara, kesadaran bela negara, penegakan hukum, disiplin nasional, serta pengetahuan lainnya yang dibutuhkan masyarakat pedesaan. "Selain itu, daerah perbatasan juga menjadi daerah yang menjadi perhatian. Di mana tiap tahun TMMD juga dilakukan di daerah perbatasan. Karena kami juga membuat daerah perbatasan sebagai perhatian. Diharapkan bisa menciptakan masyarakat damai dan sejahtera, sesuai temanya," tuturnya..
Untuk mensukseskan program TMMD, lanjut Pramono, pihaknya menyiapkan 61 satuan setingkat kompi (SSK) untuk diperbantukan di 61 kabupaten/kota yang menjadi sasaran TMMD. Kegiatan itu akan dilaksanakan selama 21 hari sejak 10-30 Oktober 2012.
“Selain itu masyarakat sekitar juga dilibatkan untuk membangun daerah tertinggal. Jadi kalau misalkan ditanya perbatasan termasuk fokus kami atau tidak, jawabannya iya. Seperti di Kalimantan Timur ada TMMD skala besar," imbuhnya.
Dikatakan, kegiatan TMMD, dilakukan setiap tahun dan direncanakan melalui sistem Bottom Up Planning. Hal ini dilakukan untuk menampung aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah. Selain itu, juga untuk menyikapi berbagai kejadian alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang dan bencana lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved