Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indikator Demokrasi Indonesia (IDI) mengalami kenaikan 1,05 poin. pada 2012 IDI mencapai 62,63 poin, naik di 2013 mencapai 63,68 poin.
“Indikatornya ada 3 yaitu, pertama, relevan, kedua, dengan permasalahan dapat diukur, ketiga, datanya harus sudah didapat," terang Kepala BPS, Suryamin saat paparan IDI 2013 di Jakarta, Jumat (04/07).
Diterangkan, pada aspek kebebasan sipil, bobotnya 0,327 dengan nilai pada 2012 sebesar 77,94 dan 2013 sebesar 79,00. Untuk aspek hak politik bobot 0,413 dengan nilai 2012 sebesar 46,33 dan 2013 46,25 dan aspek lembaga demokrasi bobotnya 0,260 dengan nilai 2012 69,28 dan 2013 72,11.
“Tiga aspek sebagai parameter beberapa negara. Kami nilai sangat penting di Tanah Air. IDI kami susun menawarkan instrumen mengkuantitatifkan," jelas dia.
Diterangkan Suryamin, sumber penyusunan IDI berasal dari kliping koran terkait, birokrasi dan LSM. “Berita koran yang paling besar dikumpulkan sejak 1 Januari-31 Desember 2013, dengan cara membaca satu-satu. Selain evaluasi koran kami baca dokumen birokrasi, parpol dan infromasi dari LSM," tambah Suryamin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved