Mantan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim resmi bebas dari penjara pada Rabu (16/05). Ia mendapatkan pengampunan kerajaan (royal pardon) dari Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V atas kasus sodomi yang mengirimnya ke penjara.
Sambil tersenyum, Anwar keluar dari RS Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur tempatnya menjalani operasi bahu. Sambil melangkah keluar dari rumah sakit, Anwar melampaikan tangan ke arah para jurnalis yang menanti sebelum masuk ke dalam mobil. Ia hanya memberi jempol, tanpa berkomentar apapun.
Politisi berusia 70 tahun itu sebenarnya divonis hukuman penjara selama lima tahun karena dianggap terbukti melakukan sodomi. Dia dibebaskan setelah Yang Dipertuan Agung Muhamman V memberikan pengampunan penuh.
Yang Dipertuan Agung juga mengundang Anwar untuk menyambangi Istana Kerajaan pada pukul 12.30 waktu setempat.
Pekan lalu, para pemimpin Pakatan Harapan, kelompok oposisi pimpinan Mahathir Mohamad, memohon agar kerajaan mengampuni Anwar Ibrahim. Koalisi berjanji bahwa perdana menteri baru, Mahathir Mohamad, akan menyerahkan jabatan kepada Anwar dalam waktu dua tahun.
Pembebasan Anwar seolah menjadi pemuncak karier politiknya yang naik turun selama dua dekade terakhir yang diwarnai dua kali hukuman penjara di bawah dua perdana menteri yang berbeda.
Anwar pernah menjadi wakil Mahathir saat masih menjabat perdana menteri sebelum dipecat pada 1998. Ia kemudian dipenjarakan dengan tuduhan sodomi dan korupsi. Saat itu, Mahathir mengatakan, dia harus menyingkirkan Anwar karena dia "tak cocok itu menjadi perdana menteri".
Saat dibebaskan pada 2004, Anwar membentuk gerakan "reformasi" menentang koalisi Barisan Nasional yang saat itu masih dipimpin Mahathir Mohamad. Gerakan itu terbukti cukup ampuh dan menjadikan oposisi sebagai kekuatan baru yang harus diperhitungkan.
Pendahulu Pakatan Harapan yaitu koalisi Pakatan Rakyat sukses memberikan pukulan telak untuk Barisan Nasional pada pemilu 2008 dan 2013 Namun, akibatnya Anwar kembali menjadi musuh pemerintah.
Di saat Najib Razak menjadi perdana menteri, Anwar kembali dikirim ke penjara pada 2015, masih dengan tuduhan melakukan sodomi. Dia bersikukuh tak bersalah dan menegaskan baik Mahathir dan Najib mengirimnya ke penjara hanya agar dirinya tidak bisa berkecimpung di dunia politik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved