Kehadiran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) diwarnai demontrasi oleh mahasiswa. Jokowi yang semula dijadwalkan akan memberikan kuliah umum di kampus tersebut, akhirnya dibatalkan.
Saat Jokowi yang berada satu mobil dengan Rektor ITB Akhmaloka serta rombongan, hendak masuk ke dalam kampus di Aula Timur, ternyata ratusan mahasiswa telah menduduki akses masuk terlebih dahulu. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Tolak Politisasi Kampus", “Turut Berduka Cita Atas Politisasi ITB” dan “Kampus Netral Harga Mati”. Mereka menilai kedatangan Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini sebagai bentuk politisasi kampus.
Saat iringan rombongan ini datang, kericuhan sempat terjadi. Mobil pengawal pribadi Jokowi yang ada paling depan jadi bulan-bulanan teriakan mahasiswa. Polisi dan para petugas keamanan kampus berusaha membuka barikade yang dibuat mahasiswa.
Di tengah kericuhan, mobil yang dinaiki Jokowi dan Rektor ITB tak jadi masuk kampus. Mobil sedan hitam itu melaju menuju Jalan Ir H Juanda dan masuk ke kediaman dinas rektorat. Sementara mobil Jokowi dan rektor pergi, mobil pengawal Joko Widodo masih terjebak di kerumunan mahasiswa. Sekitar 10 menit kemudian, mobil itu baru bisa keluar dari barikade mahasiswa.
Akhirnya, Jokowi mask dari pintu belakang aula. Jokowi hanya menyapa ratusan mahasiswa yang sudah memenuhi aula timur sekitar 5 menit. Kuliah umum yang rencananya disampaikan pun batal untuk menghindari polemik.
“Tadi cuma say hello saya, cuma 5 menit. Dia tadi sampaikan agar tak jadi polemik, kuliah umum tidak jadi saja," ujar Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi Zaenal Abidin.
Sebelum memberikan kuliah umum, Jokowi menurutnya terlebih melakukan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov DKI Jakarta dan ITB. “Penandatanganan ini sebagai lanjutan MoU dari sebelumnya, karena ITB dan DKI sudah bekerja sama, jadi kalau Jokowi datang ke sini juga karena akan memberikan kuliah umum tentang pembangunan Jakarta," ujar dia.
Materi kuliah umum yang akan disampaikan adalah soal aspek penataan DKI Jakarta. Rektorat menginginkan Jokowi bisa berbagi soal itu dengan para mahasiswa, terutama mahasiswa Planologi.
Soal aksi penolakan mahasiswa tersebut, Zainal menganggap itu adalah hal yang wajar. “Ya biasa, ada yang setuju dan tidak setuju. Segitu masih biasa, kalau dulu (aksinya) bisa lebih parah," tandas Zainal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved