Mantan Direktur Mossad, Meir Dagan, mengkritik pidato yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama berada di Amerika Serikat (AS) yang terus menyinggung bahayanya program nuklir Iran.
Netanyahu melakukan kunjungan dan berpidato di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat atas undangan pihak Partai Republik sebagai oposisi pemerintahan Presiden Barack Obama.
Bekas bos intelijen Israel Meir Dagang membantah ucapan Netanyahu yang mengatakan, Iran bisa membuat bom nuklir dalam waktu setahun."Omong kosong, Butuh waktu lebih lama dibanding yang dia katakan," kata Dagang dalam wawancara yang ditayangkan Channel 2 TV di Israel, Jumat (06/03).
Dagan juga membantah pernyataan Netanyahu yang mengatakan, misil dengan hulu ledak nuklir milik Iran bisa melintasi benua. "Misil-misil itu tidak bisa mencapai AS," ujar Dagan.
Dagan memimpin Mossad pada 2002 hingga 2010. Saat dia menjabat, Mossad gencar melakukan serangan rahasia ke instalasi nuklir milik Iran.
Sebelumnya, Netanyahu memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan oleh Amerika Serikat tentang program nuklir Iran bisa membuka jalan untuk bom dan bukan mencegahnya.
"Kami diberitahu bahwa tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Ya, ini kesepakatan yang buruk, amat buruk," kata Netanyahu.
Gedung Putih menuduh Netanyahu sedang berupaya untuk menggalang penentangan di Amerika Serikat atas kesepakatan dengan Iran.
Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS.
Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi. Amerika Serikat (AS) bersama Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.
Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang rinci pada akhir Juni.
Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.
© Copyright 2024, All Rights Reserved