Mantan terpidana kasus terorisme, Abu Tholut alias Mustofa (53) yang juga mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah itu secara terang-terangan mengecam jaringan terorisme ISIS.
Hal itu dia ungkapkan saat menjadi khotib khutbah Jumat di sebuah masjid di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, (08/04). Ceramah Abu Tholut diawasi sejumlah petugas Badan Nasional Penangggulangan Terorisme (BNPT) dan anggota polisi.
Dalam khutbahnya, pria yang sejak 20 Oktober 2015, keluar dari jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan Kedungpane, Semarang, itu memang secara khusus diundang untuk mengisi khutbah Jumat di Masjid Baituttaqwa, Krapyak Semarang, Jumat (08/04).
"Bagaimana kita Ahlussnah Waljamaah jangan sampai terpengaruh aliran sesat sepertikhawarij. ISIS itu adalah aliran khawarij masa kini yang kerap mengkafirkan seseorang, " kata Abu Tholut usai memberikan khutbah.
Abu menyebut pergerakan teroris ISIS, khususnya di Indonesia saat ini telah mulai menyusut. Hal itu disebabkan berbagai faktor. Salah satunya telah banyak anggota yang menyatakan diri keluar dari militansinya.
"Itu karena kesalahan mereka sendiri. Mereka deklarasi dimana-mana, demonstratif, mengajak orang hijrah. Tapi para tokoh banyak yang keluar. Ibaratnya seperti kandang ayam kehilangan induk. Enggak bisa berkembang," ujar pria asal Kudus Jawa Tengah itu.
Abu menyebut faktor lain yakni, organisasi militan ISIS kini mulai terbuka kedoknya karena ulah mereka sendiri. Sehingga masyarakat telah melihat bahwa faham ini benar-benar sesat.
"Kini banyak yang mengerti paham mereka. Sehingga tidak mudah merekrut. Apalagi pasca bom Thamrin. Bahasanya mereka kini sudah "tiarap" dan enggak kayak awal-awal yang sifatnya demonstratif, " ujar pria yang memiliki keahlian merakit bom itu.
Mantan pendiri kamp pelatihan di Aceh ini menilai, ISIS kini sedang terseok-seok karena aksinya yang terus menerus dilawan masyarakat.
Menurut Abu, apa yang selama ini dilakukan ISIS hanya propaganda dan kebohongan belaka. Khususnya berbagai berita yang disebarkan lewat media sosial selama ini.
"Mereka banyak bohongnya. Mereka mengklaim sebagai penguasa wilayah Suriah-Irak. Padahal mereka tidak menguasai itu. Tapi lewat jubir resminya mereka mengaku-ngaku. Kebohongan lain, orang diiming-imingi supaya hijrah kesana dengan gaji tinggi. Tapi ternyata tidak," ungkap Abu
Penolakan Abu Tholut terhadap ISIS ini telah dilakukan sejak dirinya menjalani masa hukuman di penjara. Terakhir, pada 27 Agustus 2014, dia dan 19 napi terorisme yang ada di Lapas Kedungpane Semarang menolak deklarasi ISI.
Bahkan saat itu Abu dan napi lainnya serta-merta meneriakkan bahwa ISIS telah jelas-jelas sesat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved