Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali mengelar Festival Perikanan Nusantara di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Festival kali ketiga ini dilaksanakan da hari yaitu Sabtu (23/06) hingga Minggu (24/06).
Pada tahun ini, produk perikanan yang diperkenalkan kepada masyarakat dalam festival itu adalah bandeng, patin dan pindang. Karena ketiga komoditas tersebut memiliki peran penting dalam mewujudkan ketahanan gizi masyarakat Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen)Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) KKP, Saut Parulian Hutagalung mengatakan, festival ini digelar untuk mendorong peningkatan citra produk perikanan. Selain itu juga bisa memberikan kontribusi yang positif dalam mendorong perkembangan industri kelautan dan perikanan nasional.
"Dalam festival ini, diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat ikan sebagai sumber pangan yang aman dikonsumsi, ekonomis dan bergizi tinggi," kata Saut kepada politikindonesia.com usai meresmikan festival tersebut, Sabtu (23/06).
Saut menjelaskan alasan dipilihnya ketiga komoditas perikanan itu karena ketiganya banyak diusahakan oleh masyarakat. Sehingga promosi ketiganya bisa menjadi bukti keberpihakan pemerintah pada ekonomi rakyat.
"Peningkatkan konsumsi ikan bisa menjadi sebuah indikasi semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi tinggi, seperti ikan," tegas Saut.
Menurut Saut, festival yang diselenggarakan secara rutin sejak tahun 2010 ini merupakan salah satu upaya pihaknya untuk mengajak masyarakat gemar makan ikan. Karena ikan memiliki menu yang bervariasi dalam pengolahannya. Selain itu kandungan ikan juga sangat tinggi.
"Sehingga ikan layak dijadikan sebagai sumber protein masyarakat Indonesia, terutama buat anak-anak. Makanan berbahan dasar ikan sangat penting bagi tumbuh kembang anak," papar Saut.
Penyelenggaraan festival ini, lanjut Saut, sangat baik untuk masyarakat, karena festival ini menyediakan ikan murah yang bermutu dan aman dikonsumsi. Selain itu juga memperkenalkan keanekaragaman produk perikanan dan merasakan masakan berbahan baku ikan.
Saut menjelaskan, penyelenggaraan festival ini sangat baik untuk masyarakat karena festival ini menyediakan ikan murah, khusus bandeng, udang dan catfish yang bermutu dan aman dikonsumsi. Selain itu juga memperkenalkan keanekaragaman produk perikanan dan merasakan masakan berbahan baku ikan.
"Saat ini yang perlu masyarakat tahu adalah bukan konsumsi ikannya. Tapi yang diperlukan adalah tentang bagaimana cara memasak ikan yang baik agar kandungan gizi ikan tersebut tetap aman dan tidak membahayakan kesehatan," kata Saut.
Selama dua hari, ujar Saut, berbagai kegiatan akan memeriahkan festival ini. Di antaranya lomba memasak, festival kuliner berbahan dasar ikan dari 33 provinsi di Indonesia, memancing dan membakar ikan sendiri dan bazar produk ikan. "Semua kegiatan itu untuk mempromosikan Gemarikan (gemar makan ikan) dan mendorong peningkatan konsumsi ikan di Indonesia."
Saut berharap, festival ini bisa mengajak masyarakat agar gemar makan ikan (Gemarikan). Sehingga target konsumsi ikan nasional bisa naik sebesar 10% atau 34,4 kilogram/kapita/tahun. "Target ini meningkat, bila dibandingkan pencapaian tahun lalu. Pada tahun 2011, tingkat konsumsi ikan nasional sebesar 31,64 kg/kapita/tahun. Pencapaian itu masih lebih kecil jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dengan 45 kg/kapita/tahun," ujar dia
Sebab itu, lanjut Saut, pihaknya terus memacu pasar domestik sehingga produksi perikanan tangkap maupun budidaya dapat terserap. Sehingga mampu mendorong permintaan komoditas atau produk perikanan di pasar dalam negeri. "Saat ini komoditas perikanan budidaya yang populer di Indonesia masih dipegang oleh patin, bandeng dan pindang."
© Copyright 2024, All Rights Reserved