Hari ini, Jumat (30/10), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi menguji coba aturan baru yang melarang pegawai di lingkungan kantor pemprov menggunakan kendaraan pribadi. Mereka diimbau menggunakan angkutan umum atau sepeda. Larangan ini akan diberlakukan setiap Jumat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan aturan tersebut tercetus setelah ada pembicaraan dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk mengurangi polusi udara salah satunya emisi dari kendaraan.
"Simpel saja. Dari teman-teman BLH bicara pengurangan emisi, jadi kira-kira apa idenya. Emisi terbesar kan kendaraan bermotor, bagaimana kalau coba di hari-hari tertentu tidak gunakan kendaraan pribadi. Di kantor Pemprov sana kita mulai dari situ dulu, dari Setda, SKPD kita mulai," ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada pers di Purworejo, Jumat (30/10).
Larangan PNS menggunakan kendaraan bermotor baik pribadi maupun dinas tertuang dalam surat keputusan (SK) Gubernur Jateng nomor 55/54 Tahun 2015. Meski demikian untuk hari pertama ini, baru dilakukan uji coba untuk melihat respons.
"Ini uji coba, ada stretching-nya, ada tahapannya kita mulai dari hari ini, nanti agak diperpendek waktunya. Ini hari Jumat ini, nanti berapa bulan lagi jumat ke sekian, harapannya setiap Jumat. Dari situ nanti kita bisa mengerti kira-kira respons seperti apa, respons terhadap kita di Pemprov dan situasi itu di masyarakat," terang Ganjar.
Selain mengurangi emisi, ada dampak lain jika peraturan tersebut bisa dijalankan bahkan jadi kebiasaan. Kemacetan di jalan dan menumpuknya kendaraan di kantor akan semakin berkurang.
Ganjar menambahkan, diharapkan peraturan itu bisa merangsang inovasi untuk transportasi umum di Jawa Tengah. Ia mencontohkan di Jakarta dan Bogor banyak pekerja yang memakai kendaraan pribadi sampai ke lokasi tempat angkutan umum dan melanjutkan perjalanan ke kantor menggunakan transportasi umum.
"Maka seluruh jalan diringkas ke transportasi umum. Kalau itu sudah maka kota tidak terlalu banyak polusi dan kemacetan. Kalau sudah terbiasa, itu jangkanya panjang, akan memunculkan kesadaran transportasi publik harus banyak, harus nyaman, terus kemudian mudah diakses. Pikiran kita akan dipaksa situasi melakukan sebuah terobosan-terobosan membereskan sistem transportasi yang ada," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved