Harga minyak mentah ditutup naik tajam pada Selasa waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Rabu pagi (08/04) WIB, dengan kontrak berjangka AS mencapai harga tertinggi tahun ini.
Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) patokan AS untuk pengiriman Mei, naik US$1,84 menjadi berakhir US$53,98 per barel di New York Mercantile Exchange. Posisi ini merupakan penutupan tertinggi sejak 30 Desember yang tercatat US$54,12 per barel.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, acuan global, menetap US$59,10 per barel, naik 98 sen dari Senin.
Reuters, Rabu (08/04), menyebutkan, menguatnya harga minyak terjadi karena produksi minyak mentah AS yang mulai dikurangi dan permintaan minyak global yang mulai meninggi.
Laporan bulanan Energy Information Administration (EIA) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah dalam negeri AS mulai dikurangi. Selain itu, dia melihat adanya kenaikan permintaan minyak global. Laporan itulah yang kemudian memberikan sentimen positif bagi kenaikan harga minyak dunia.
Kenaikan ini memperpanjang penguatan pada Senin setelah kerangka kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar pekan lalu dilihat sebagai memiliki efek jangka pendek minimal pada pasokan minyak mentah global.
Pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan Departemen Energi AS (DoE) yang akan dirilis pada hari ini, Rabu (08/04). Para analis memperkirakan persediaan akan menunjukkan kenaikan lain. Tetapi mereka juga memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS, di lebih dari sembilan juta barel per hari, akan berkurang untuk minggu kedua berturut-turut.
Harga minyak juga mendapatkan dukungan dari pernyataan Presiden Federal Reserve Minneapolis, Narayana Kocherlakota. Dia mengatakan, The Fed akan menunda menaikkan suku bunganya hingga semester kedua 2016, dan akan naik secara bertahap menjadi hanya 2% di akhir 2017.
© Copyright 2024, All Rights Reserved