Sekelompok pria bersenjata berat menyerbu sebuah hotel mewah di Tripoli, Libya pada Selasa (28/01), ketika sejumlah pejabat penting Libya serta sejumlah warga asing tengah berada di hotel itu. Sedikitnya 9 orang tewas dalam peristiwa itu, dimana 5 diantaranya adalah warga negara asing.
Pemerintah Penyelamatan Nasional di Libya menyatakan, serangan itu ditujukan kepada Perdana Menteri Omar Al-Hassi. Pemerintah, yang memproklamasikan diri secara sepihak itu, dalam satu siaran pers menyatakan bahwa beberapa "orang yang mencurigakan", setelah meledakkan bom di tempat parkir Hotel Corinthia pada pukul 10.00 waktu setempat, menyerbu ke dalam gedung dan bergerak ke arah kamar Al-Hassi.
Para penyerang, yang diidentifikasi sebagai loyalis pada mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, melempar granat dan melepaskan tembakan ke arah semua tamu di hotel tersebut. Al-Hassi telah dipindahkan ke tempat aman.
Pernyataan itu jauh berbeda dengan laporan media bahwa para penyerang memiliki hubungan dengan Negara Islam (IS). Cabang IS di Tripoli, Libya sebelumnya mengklaim sebagai pelaku serangan pada jejaring media sosial resminya. Mereka mengatakan kelompok tersebut melancarkan serangan sebab hotel itu menampung perusahaan keamanan dan misi diplomatik non-Muslim.
Libya telah terperosok ke dalam kerusuhan dengan munculnya 2 pemerintah yang bersaing, satu dipimpin oleh Omar Al-Hassi, yang didukung kubu Islam, dan satu lagi dipimpin oleh tokoh sekuler Abtullah Thinni, yang mendapat dukungan masyarakat internasional.
Angkatan bersenjata negeri itu, yang setia kepada masing-masing kubu tersebut, telah terlibat dalam pertempuran sengit sejak Mei lalu, sehingga menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan membuat lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Sebagian besar pemerintah-pemerintah asing menutup kedutaan mereka dan menarik staf keluar Tripoli setelah pertempuran antar faksi meletus musim panas lalu. Tetapi sejumlah utusan diplomat, bisnis dan perdagangan masih mengunjungi Tripoli.
© Copyright 2024, All Rights Reserved