Pemerintah Indonesia mengapresiasi langkah gencatan senjata pejuang Hamas dengan militer Israel. Indonesia mengharapkan gencatan senjata itu bisa bertahan lama, apalagi akan disepakati adanya jeda kemanusiaan.
“Harapan kita gencatan senjata kali ini bisa dipertahankan karena ini bukan pertama kalinya gencatan senjata diumumkan,” ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (05/08).
Marty juga berharap Israel yang memiliki posisi lebih kuat, bisa mematuhi gencatan. Indonesia juga menginginkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bisa memberikan penekanan dicapainya perdamaian.
“Seharusnya kita bergerak bukan hanya sifatnya sesaat, tapi langgeng. Itu memerlukan upaya lebih keras lagi dari PBB untuk memaksa suatu perdamaian di sana,” ujar Marty.
Hamas dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama 3 hari tau 72 jam.
Genjatan senjata terbaru ini dibahas di Kairo, pada Senin (04/08) kemarin, oleh berbagai kelompok Palestina walau perwakilan dari Israel tidak hadir.
Seperti dilansir BBC, seorang pejabat senior Israel mengatakan, pihaknya akan menerima draft usulan Mesir untuk gencatan senjata tanpa syarat selama 72 jam. Sementara juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri, mengatakan, pihaknya sudah mengkonfirmasi ke Mesir mereka menerima periode gencatan senjata.
Pasukan Israel ditarik keluar dari zona pertempuran mulai pada pukul 08.00 waktu setempat (05:00 GMT). Kendati demikian, Israel tetap memerintahkan pasukannya dalam posisi siaga.
© Copyright 2024, All Rights Reserved