Jaringan komputer di Gedung Putih, Amerika Serikat, menjadi sasaran serangan hacker. Meski salah satu jaringan komputer di komplek militer Gedung Putih diretas, namun, para hacker tidak berhasil membobol sistem yang menyimpan data yang tergolong rahasia. Juga tidak ada indikasi data-data dicuri dari sistem. Kantor ini menjadi tempat perlindungan data sensitif seperti kode peluncuran nuklir.
"Ini adalah serangan 'spear phishing' terhadap jaringan yang tidak terklasifikasi. Jenis serangan ini sering terjadi dan kami memiliki langkah-langkah pencegahan," kata seorang pejabat Gedung Putih yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip BBC, Selasa (02/10). Pernyataan itu merespons laporan dari situs berita kelompok sayap kanan bahwa para peretas China membobol sebuah kunci sistem militer di Gedung Putih.
Pihak Gedung Putih mengatakan, para peretas melakukan apa yang dinamakan spear phishing. Ini adalah bentuk umum peretasan dimana seorang hacker akan mengirim email ke suatu sasaran, dan berharap penerima mengklik link download lampiran di dalam email itu untuk memungkinkan perangkat lunak berbahaya menyusup ke komputer penerima.
“Dalam hal ini serangan itu dapat diidentifikasi, karena sistem diisolasi dan tidak ada indikasi apapun yang terjadi pada data (rahasia) secara berlangsung. Tidak ada indikasi jaringan Gedung Putih dikuasai peretas,” tuturnya.
Kasus serang hacker ini pertamakali dipublikasikan pada Minggu (30/9) oleh sebuah surat kabar yang kritis terhadap pemerintahan Obama, The Washington Free Beacon. Surat kabar itu menulis bahwa hacker itu terkait dengan Pemerintah Cina.
Serangan hacker serupa yang sebelumnya terjadi pada bulan September itu disebut sebagai contoh lain dari kegagalan pemerintahan Obama untuk menekan Cina atas serangan cyber terus-menerus terjadi.
Meskipun tendensi politik atas laporan surat kabar Free Beacon itu jelas, analisa ini dapat dibenarkan bahwa ini bukan pertama kalinya hacker Cina masuk ke dalam (sistem) komunikasi Gedung Putih.
The New York Times sebelumnya juga melaporkan bahwa pada bulan Juni 2011, pejabat Google dan FBI menegaskan bahwa jangkauan serangan 'spear phishing' telah terjadi setelah peretas mengarahkan malware terhadap akun Gmail pribadi sejumlah staf Gedung Putih yang tidak diketahui.
Sementara FBI tidak pernah merilis nama, atau bahkan jumlah jumlah staf yang diduga menjadi sasaran dalam serangan itu. Meski dalam hacking terbaru ini, bagaimanapun target itu jauh lebih jelas dan terfokus hanya pada Kantor Militer Gedung Putih.
Presiden Obama pernah menulis dalam Wall Street Journal tahun lalu untuk mendorong upaya lebih baik dalam keamanan digital. “Sejauh ini, belum ada yang berhasil secara serius merusak atau mengganggu jaringan penting infrastruktur kami (Amerika). Tapi pemerintah asing, sindikat kriminal dan individu tunggal sedang menyelidiki keuangan, energi dan sistem keamanan publik setiap hari,” tulis Obama.
© Copyright 2024, All Rights Reserved