Terkait tenggelamnya kapal kargo Srigunting di sekitar perairan Pulau Batuah, Belimbing, Kabupaten Lampung Barat pada Sabtu 10/03), sampai Senin (12/03) 16 anak buah kapal (ABK) belum berhasil ditemukan oleh Tim SAR. Kemungkinan besar para korban kapal tenggelam tersebut telah terserat arus hingga ke perairan Provinsi Bengkulu.
Hal ini dikatakan Dir Pol Airud Polda Lampung, Kombes Pol. Edion di ruang kerjanya. "Berdasarkan hasil penelusuran diprediksi ABK yang sampai saat ini belum ditemukan terhempas gelombang laut terbawa arus sampai ke perairan Bengkulu. Kami masih melakukan penyisiran untuk mencari para korban ABK yang tenggelam. Kami belum bisa ke tengah laut karena kondisi cuaca buruk yang ombaknya mencapai 4 meter" ujar Edion.
Selain itu, kata Edison, pihaknya telah bekerja sama dengan para nelayan tradisional terkait hilangnya 16 anak buah kapal kargo pengangkut puluhan ton garam yang berasal dari Madura.
Seperti diketahui, kapal kargo Srigunting yang mengangkut garam dari Madura menuju ke Padang, Sumatera Barat, diterjang gelombang laut setinggi 4 meter di Pulau Batuah, Belimbing, Kabupaten Lampung Barat, Sabtu (10/03). Akibatnya 16 anak buah kapal (ABK) hingga kini belum ditemukan dan sedang dalam pencarian Tim SAR. Awak kapal yang terselamatkan baru 1 orang ABK, Nanda Saputra,30, dan nahkoda kapal, Narojima, 40.
Kapal kargo milik PT. Adhi Guna Karunia Linies dengan alamat Jl. Parang Tritis Kampung Banda, Ancol, Jakarta, berangkat dari Ancol ke Madura untuk mengangkut garam dengan tujuan ke Padang, Sumatera Barat tiga hari sebelum kejadian. Pada saat menuju ke Lampung terbalik lalu tenggelam di Perairan Pulau Batuah, Kabupaten Lampung Barat, yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi.
Kedua orang yang selamat satu nakhoda dan satu ABK, berjuang dihantam gelombang yang tinggi samapi keduanya terombang ambing dan akhirnya berhasil diselamatkan Direktorat Pol. Airud Polda Lampung bersama nelayan sekitar lokasi kejadian, pada Sabtu sore. Korban berhasil selamat setelah berenang sehingga saat ditemukan dalam kondisi sudah lemah dan langsung dibawa ke puskesmas setempat karena dehidrasi.
Menurut pengakuan Narojima, “Allah masih sayang pada kami dengan menyelamatkan kami lewat pertolongan anggota Polairud dan nelayan. Saya sudah berusaha untuk menolong ABK lainnya dengan cara berpegangan. Namun karena dihantam gelombang laut yang terlalu tinggi dan bertubi-tubi datang membuat kami terlepas, pasrah terombang-ambing di tengah lautan menahan dingin, lapar dan kehausan,” kata Narojima."
© Copyright 2024, All Rights Reserved