Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menuding Kementerian Perhubungan kurang mendukung produk yang dihasilkan industri kereta api di dalam negeri. Sebab Kementerian Perhubungan lebih memilih merekomendasikan kereta api impor bekas dari Jepang, ketimbang produksi PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA).
"Ini kami perlu koordinasi dengan Menteri Perhubungan agar produksi kereta dalam negeri jadi prioritas utama," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, Senin (10/08).
Saleh mengatakan, akibat tidak ada dukungan dari kementerian perhubungan, produksi kereta api dari PT INKA menumpuk. Dalam catatan Kemenperin, saat ini jumlah produk PT INKA yang siap digunakan meliputi lokomotif 488 unit, Kereta Api Diesel sebanyak 152 unit, Kereta Api rel listrik sebanyak 624 unit, Kereta 1753 unit, gerbong 7372 unit dan Railink 16 set.
Kepala Sub Direktorat Roda Dua dan Kereta Api Direktorat Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Budi Hartoyo mengatakan, kondisi ini menyebabkan industri kereta api di dalam negeri tidak mampu untuk mencapai skala ekonomi dalam berproduksi.
Budi meminta Kementerian Perhubungan menunjukkan keberpihakkan kepada industri kereta api dalam negeri.
"Apakah pemerintah mau gunakan transportasi masal atau pribadi? Mau pakai kereta kami sarankan menggunakan produksi dari industri dalam negeri, walaupun lebih mahal," ujar Budi.
Beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai sampai saat ini PT INKA sebenarnya belum bisa memproduksi kereta untuk angkutan orang. Sebab, kereta-kereta untuk angkutan orang buatan PT INKA banyak yang tidak memenuhi aspek keselamatan.
"Kalau memang untuk gerbong barang boleh karena tidak terlalu kompleks. Atau juga untuk wagon, kereta penumpang yang ditarik lokomotif boleh. Tapi kalau yang model KRL, KRD, dan lain sebagainya itu sebaiknya tidak usah, apalagi bikin trem," kata Jonan beberapa waktu lalu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved