Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku, Kamis (27/12), menahan mantan Wali Kota Ambon Marcus Jacob Papilaja. Papilaja ditahan karena ditetap terkait dugaan korupsi pengadaan lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Nona pada 2003 senilai Rp1,2 miliar.

"Kami menahan mantan Wali Kota Ambon dua periode (2001-2006 dan 2006-2011) karena memiliki cukup bukti ikut terlibat kasus dugaan korupsi pengadaan lahan TPU," kata Dirreskrimsus Polda Maluku Kombes Pol Sulistyono, Kamis (27/12).

Menurut Sulistyono, penahanan yang bersangkutan bersama dengan mantan Kepala BPN Ambon, Simon Mustamu dan Amelia Like Andries yang mengaku sebagai pemilik lahan TPU Gunung Nona.

Sulistyono mengaku sudah berkoordinasi dengan atasan sebelum menahan para tersangka yang berdasarkan penyidikan diindikasikan memiliki bukti kuat terlibat dugaan korupsi pengadaan lahan TPU Kristen Protestan di Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe. Pihalnya telah memeriksa sejumlah saksi maupun saksi ahli yang mengarah bahwa para tersangka diduga terlibat kasus tersebut.

"Jadi ketiganya ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2011," jelas Sulistyono.

Mantan Wali Kota Ambon tersebut bersama dua tersangka lainnya ditahan di sel Direktorat Penahanan dan Barang Bukti Polda Maluku di Tantui, Kecamatan Sirimau.

Sementara, Papilaja mengaku siap menjalani penahanan karena menilai ada hikmah di balik proses hukum yang dialaminya. "Saya siap dan menerima proses hukum ini karena berkeyakinan ada maksud Tuhan di balik penahanan yang nantinya pasti terungkap kebenarannya," kata dia.

Papilaja mengaku, dirinya tidak melakukan tindak pidana korupsi untuk pengadaan lahan TPU tersebut. Papilaja hanya menandatangani administrasi pengadaan lahan TPU dalam kapasitas sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sesuai mekanisme dan ketentuan anggaran tanpa menerima apa pun dari pembebasan tanah tersebut.

Pada tahun anggaran 2003 Pemkot Ambon mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 miliar dalam APBD setempat untuk membebaskan lahan TPU seluas 5 hektare di kawasan Gunung Nona, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.

Selanjutnya dana Rp1,2 miliar itu diserahkan kepada Like Andreas pada 18 Juni 2003 sebagai bukti pembebasan lahan.Akibatnya, Pemkot Ambon sampai saat ini belum bisa melakukan pembongkaran lahan untuk membangun infrastruktur pendukung dan menjadikannya sebagai lokasi pemakaman umum.