Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik, pada Rabu (29/11). Rudal itu ditembakkan ke timur dari Pyongsong, provinsi Pyongan Selatan, Korea Utara. Setelah mengudara sejauh 1.000 kilometer, rudal itu jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) meyakini rudal tersebut, merupakan jenis rudal balistik antarbenua atau ICBM, Hwasong-14. Rudal itu disebut mengudara setinggi 4.500 kilometer, lebih tinggi dari uji coba sebelumnya.
"Rudal ini mencapai ketinggian lebih tinggi dari peluncuran sebelumnya yang telah mereka lakukan," ujar Menteri Pertahanan AS, James Mattis, kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu.
Sementara militer Korsel dalam pernyataannya menyebut rudal Korut itu diluncurkan dengan rute yang cukup curam, sehingga mampu mencapai ketinggian hingga 4.500 kilometer dan mengudara sejauh 960 kilometer sebelum jatuh ke perairan Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera menyebut rudal Korut itu mengudara selama 53 menit dan memisahkan diri sebelum jatuh ke perairan mereka. Onodera juga menyebut rudal yang diluncurkan itu diyakini rudal ICBM jika diamati dari rutenya yang tinggi, yang tidak biasa.
Dalam pernyataannya, Pentagon menegaskan rudal ICBM Korut ini tidak memberikan ancaman terhadap wilayah Amerika Utara, daratan utama AS, maupun terhadap wilayah negara sekutu-sekutu AS. "Komitmen kami terhadap pertahanan sekutu-sekutu kami, termasuk Republik Korea dan Jepang, dalam menghadapi ancaman semacam ini, tetap kokoh," tegas Pentagon dalam pernyataannya.
"Kami tetap bersiap mempertahankan diri kami dan sekutu-sekutu kami dari serangan atau provokasi apapun," imbuh pernyataan itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved