Bencana tanah longsor melanda perbukitan Sri Lanka tengah bagian selatan, Rabu (29/10). Bencana tersebut menewaskan lebih dari 100 orang dan sebanyak 300 orang dinyatakan hilang. Jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah.
Longsoran tanah mengubur puluhan rumah. Tanah longsor itu melanda sebuah desa di wilayah perkebunan teh Sri Lanka setelah beberapa hari hujan lebat.
"Lebih dari 100 orang diyakini telah tewas. Kami telah menghentikan operasi penyelamatan karena gelap dan cuaca buruk. Juga ada ancaman tanah longsor lanjutan," kata Menteri Penanggulan Bencana, Mahinda Amaraweera, kepada kantor berita Reuters ditemui di lokasi bencana di Desa Haldummulla, sekitar 190 km dari ibukota, Kolombo.
Pusat Penanggulangan Bencana mengatakan, 10 mayat telah ditemukan sejauh ini, setidaknya 300 orang hilang dan 150 rumah terkubur di desa yang terletak sebelah selatan sebuah taman nasional yang populer.
Amaraweera mengatakan, tanah longsor itu panjangnya sekitar 3 km. Penduduk desa pada 2005 dan 2012 telah disarankan untuk pindah dari tempat itu karena adanya ancaman tanah longsor, tetapi banyak yang tidak mengindahkan peringatan tersebut, katanya.
"Saya berada di bawah reruntuhan dan beberapa orang menarik saya keluar , ibu dan bibi saya sudah meninggal," kata seorang perempuan yang dirawat karena menderita luka.
Sejumlah ruas jalan di distrik Kandy, Nuwara Eliya, dan Badulla ditutup pada Rabu karena tanah longsor.
Presiden Mahinda Rajapaksa berkicau di Twitter bahwa alat-alat berat militer telah dikerahkan untuk mempercepat operasi pencarian dan penyelamatan korban. Orang-orang yang tinggal di daerah perbukitan yang terdampak sebagian besar berasal dari Tamil India. Mereka adalah keturunan para pekerja yang dibawa ke Sri Lanka dari India Selatan pasa masa kolonial Inggris sebagai tenaga kerja murah untuk bekerja di perkebunan teh, karet dan kopi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved