Pemilihan Presiden (Pilpres) tinggal beberapa bulan lagi. Meski demikian, hingga saat ini Partai Golongan Karya (Golkar) tidak begitu memikirkan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie (Ical) dalam pemilihan presiden 2014 mendatang. Rencananya, Cawapres dari partai pohon beringin ini akan ditunjuk setelah pemilihan legislatif, 2014 mendatang.
Demikianlah diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Nurul Arifin kepada politikindonesia.com di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/07). "Saat ini kami masih fokus pada Pemilu legislatif. Jadi belum memikirkan siapa sosok yang akan mendampingi Ketua Umum kami sebagai Cawapres," ujar artis senior Indonesia ini.
Menurutnya, meski pada Oktober nanti Golkar akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk menentukan Cawapres, namun, pengusungan Cawapres tetap ditentukan setelah mengetahui hasil perolehan suara di Pemilu tahun depan. Karena akan ada Rapim khusus penentuan cawapres dan kriterianya.
“Walaupun nanti pada Rapimnas akan muncul nama-nama untuk Cawapres. Tapi kami tetap menunggu hasil Pileg. Kalau lebih dari 20 persen, mungkin saja kami mengusung cawapres dari kader internal," papar lulusan S2 Fisip UI Jurusan Ilmu Politik ini.
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Bandung, 18 Juli 199 ini menjelaskan bagaimana penetapan cawapres Golkar. Ibu dari 2 orang anak ini mengungkapkan kriteria untuk cawapres Golkar. Selain itu, dia memaparkan rencananya akan melakukan koalisi. Bahkan, Nurul juga menanggapi kabar bahwa Golkar akan meminang Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo sebagai cawapres mendampingi Ical. Berikut petikan wawancara.
Bagaimana mekanisme penetapan Cawapres dari Golkar?
Sebenarnya DPP Golkar tetap yakin ARB yang pegang kendali siap Cawapres pendamping beliau. Jadi penetapannya tetap berada di bawah kewenangan ARB. Karena itu merupakan hak prerogatif ARB yang diberikan partai. Sesuai dengan hasil Rapimnas tahun 2012 yang memutuskan bahwa ARB berhak menentukan pendampingnya.
Dalam hal ini, hanya capres kami yang tahu kekurangannya. Jadi akan berdampingan dan cocok dengan siapa, hanya dia yang tahu. Walau kami akan mengelar Rapimnas yang dilanjutkan dengan Rapim khusus penentuan cawapres dan kriterianya, tapi tidak ada perubahan mekanisme penetapan cawapres di internal Golkar ke peserta Rapimnas.
Bagaimana keterlibatkan peserta Rapimnas dalam penetapan Cawapres?
Keterlibatan peserta Rapimnas hanya sebatas mengusulkan, menampung aspirasi dan mengiventarisasi kandidat Cawapres yang potensial. Ketuk palunya tetap di ARB. Jadi seluruh unsur di Golkar, mulai pengurus DPD I, DPD II dan Dewan Pertimbangan akan diberi kesempatan menyuarakan aspirasi soal kriteria cawapres pendamping ARB. Namun kami baru akan serius mencari Cawapres usai Pemilu Legislatif 2014. Karena menurut kami, kesadaran kolektif penetapan Cawapres pasca pileg lebih realistis.
Adakah kriteria tertentu yang akan diajukan untuk Cawapres?
Dalam memilih cawapres yang akan diduetkan dengan ARB, Golkar memiliki beberapa kriteria. Salah satunya kandidat Cawapres itu memiliki popularitas dan basis massa yang kuat.
Seperti halnya sosok Dahlan Iskan yang memiliki popularitas, tapi tidak memiliki basis massa yang kuat. Cawapres idealnya lebih ke arah partai, supaya koalisi di parlemen juga kuat. Selain itu juga Cawapres adalah yang dapat melengkapi ARB. Jadi bukan hanya mengisi saja, tapi juga memperkuat. Karena mereka akan menjadi satu pasang. Kalau satu pasang itu harus saling mengisi, antara presiden dan wapres. Artinya keduanya saling menambah kekurangan masing-masing.
Unsur Jawa menjadi salah satu yang diperhitungkan. Namun, setelah Pemilu Legislatif, kami akan mengevaluasi pencalonan ARB sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Karena ARB yang digadang sebagai capres memiliki elektabilitas rendah dibandingkan dengan calon yang berkembang di masyarakat seperti Prabowo dan Joko Widodo.
Bagaimana gambaran peta koalisi yang akan dilakukan Golkar?
Kami akan membuka pintu koalisi dengan partai manapun. Bagi Golkar hal itu bisa saja terjadi. Kecuali, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) langsung mau berkoalisi dengan Golkar. Kalau Golkar dan PDIP berkoalisi diprediksi bakal menang di Pemilu 2014.
Menurut kami, hanya 2 partai ini yang mungkin akan menang di Pemilu. Hal itu terbukti dari hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei yang hasilnya menunjukan saling kejar-kejaran.
Kabarnya Golkar akan meminang Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo sebagai cawapres mendampingi ARB?
Memang benar, kalau kami akan meminang mantan KSAD sebagai pendamping ABR untuk maju di Pemilu 2014 mendatang. Wacana tersebut sudah disampaikan sejak tahun lalu. Namun, tak hanya Pramono Edhie yang dilirik Golkar, sejumlah tokoh seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan juga sempat dinilai potensial. Karena adanya pertimbangan yang dimiliki ARB, misalnya dari etnis Jawa, sebagai populasi terbesar dan kombinasi sipil militer. Hal itu 2 realitas yang tidak bisa dipungkiri.
Sementara itu, Pramono Edhie yang berasal dari militer juga dianggap paling cocok mendampingi ARB. Tapi mengenai paket pasangan Aburizal-Pramono Edhie masih belum keputusan final. Sebab, pengajuan cawapres baru akan dilakukan setelah pemilu legislatif agar dapat menimbang komposisi perolehan partai.
© Copyright 2024, All Rights Reserved