Hari ini, Selasa (27/01), memasuki hari ke-29 proses pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat AirAsia QZ 8501. Seluruh kekuatan TNI yang membantu dalam operasi SAR Gabungan ditarik mundur dari Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Panglima Armada RI Kawasan Barat yang juga selaku Dansatgas SAR TNI Laksda Widodo menyampaikan permohonan maaf. “Selaku Dansatgas SAR TNI, kami menyampaikan kepada keluarga korban, mohon maaf sedalam-dalamnya," ujar Widodo kepada pers di KRI Banda Aceh, Selasa (27/01).
Widodo mengatakan, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi jenazah dan badan pesawat. Hasil ini juga telah dilaporkannya kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
“Memang hitung-hitungannya dari 162 korban baru ketemu 70 jenazah. Ini adalah upaya maksimal kami. Dua hari terakhir sudah menyelam sisi-sisi yang belum tercover, ternyata nihil," ujar dia.
Dikatakan Widodo, Panglima TNI memerintahkannya untuk melakukan konsolidasi. "Panglima TNI perintahkan konsolidasi, kalau ada perintah ke sini lagi, kami siap," kata Widodo.
Widodo menceritakan upaya terakhir mengangkat badan pesawat AirAsia yang kembali gagal. “Kemarin sudah kami kaitkan dengan tali tross, tapi tadi diselami berubah. Dan kita harus ikat lagi dari nol, namun tidak terkejar waktunya," ujar Widodo.
Ia mengatakan, upaya lanjutan sudah tidak efisien. “Arus terus naik, pukul 10.30 WIB sudah di atas 1 knot, sudah tidak efektif dan efisien. Saya perintahkan untuk tarik," imbuhnya.
KRI Banda Aceh akan bertolak menuju Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB. Butuh waktu 24-26 jam untuk perjalanan Selat Karimata-Jakarta. KRI Yos Sudarso, KN Pacitan, dan kapal Crest Onyx juga ditarik kembali ke pangkalan masing-masing.
© Copyright 2024, All Rights Reserved