Pemerintah Filipina menyita narkoba jenis sabu senilai 6 miliar peso (US$ 120 juta atau Rp 1,6 triliun) dalam serangkaian operasi antinarkoba pada Desember 2016. Menteri Kehakiman Vitaliano Aguirre mengatakan, hasil operasi itu merupakan yang terbesar dalam sejarah perang antinarkoba Filipina.
Aguirre dalam sebuah konferensi pers, Selasa (27/12), menyebutkan, Biro Nasional Investigasi (NBI) telah melakukan operasi antinarkoba, termasuk satu operasi pada Senin (26/12) di San Juan City, ibu kota Manila.
Di lokasi itu, aparat menyita drum bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi methamphetamine, atau sabu. Penyergapan itu menyusul penggerebekan pada Jumat (23/12) di kota San Juan City, ketika 6 orang ditangkap bersama 560 kg metamfetamin. Bahan narkoba itu diperkirakan senilai US$67 juta.
"Pengungkapan ini tidak hanya yang terbesar pada tahun ini, tapi juga yang terbesar dalam sejarah,” kata Aguirre.
Aguirre mengatakan, bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan methamphetamine itu telah disita saat penggerebekan di ibu kota Manila. Enam orang ditangkap beberapa hari sebelumnya, termasuk juga di Manila, ketika 560 kg methamphetamine, senilai US$ 67 juta ditemukan.
Pengungkapan narkoba ini akan menjadi dorongan bagi Presiden Rodrigo Duterte, yang menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam perang berdarah antinarkoba yang didominasi oleh pembunuhan pengedar dan pengguna narkoba.
© Copyright 2024, All Rights Reserved