Pembangunan jalur rel kereta api dari Stasiun Citayam-Parungpanjang sampai sekarang terkatung-katung. Padahal proyek ini masuk dalam Rencana Strategis (Rensra) Kementerian Perhubungan tahun 2010-2015. Kemudian ditunda lagi ke periode 2015-2019.
Tertundanya pembangunan jalur KA Citayam-Parungpanjang, disebabkan sulitnya pembebasan lahan. "Beberapa hal yang menjadi permasalahan, mulai dari persiapan dokumen perencanaannya hingga dukungan tata ruang," kata Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Joice Hutajulu, Minggu (24/07).
Menurut Joice, pihaknya menyesalkan kendala klasik pembangunan infrastruktur di Indonesia yakni masalah pembebasan lahan, masih menghambat jalur vital ini.
Selain itu, jelas Joice, bergesernya fokus Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan pada pembangunan jalur kereta api di luar Jawa membuat proyek ini kian terbengkalai.
Jalur kereta api dari Citayam ke Parungpanjang berjarak 32.438 kilometer dengan estimasi biaya hampir Rp1 triliun. Semula proyek ini seharusnya selesai pada tahun 2020.
Sementara, Kepala bidang (Kabid) Sarana Prasarana Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (Sarpras) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, mengatakan, rencana pembangunan jalur kereta api Citayam-Parungpanjang sebenarnya merupakan program lama dari Kementerian Perhubungan.
"Tapi sejak dulu, kami tidak dinformasikan kapan target pembangunannya dimulai dan kapan harus selesai," jelas Ajat.
Pemerintah Kabupaten Bogor kembali mempertanyakan nasib pembangunan jalur KA Citayam-Parungpanjang pada pihak Kementerian Perhubungan. Pemerintah Bogor berharap jalur itu masuk dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang sedang disusun Kementerian.
"Kami berharap itu masuk dalam RITJ 2030 yang sedang disusun," pungkas Ajat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved