Kepala Staf TNI-AL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh menempati janjinya untuk memecat empat anak buahnya yang terlibat pembunuhan bos PT Asaba Budi Harto dan anggota Kopassus Edy Siyep.
Kemarin lewat pernyataan tertulisnya yang dibacakan Kadispenal Laksma TNI Adyaman A. Saputra, KSAL meminta agar empat anak buahnya dari Brigade Infanteri Marinir itu dikeluarkan dari kesatuan Angkatan Laut. Selain itu, Bernard berharap agar mereka diberi sanksi berat berupa ancaman hukuman mati.
Dalam keterangannya di Mabes TNI-AL Cilangkap kemarin, Adyaman yang mengutip pernyataan KSAL menjelaskan bahwa empat anak buahnya itu sudah mengakui membunuh bos PT Asaba tersebut di lapangan basket Pluit beberapa waktu lalu.
Penembakan dilakukan oleh Kopda (Mar) SR. Tiga anggota Marinir lainnya -Letda Sas, Kopda FH, dan Pratu SS- bertugas menemani SR saat mengeksekusi sasarannya.
" Kami sama sekali tidak akan melindungi mereka yang bersalah. Bagi keempat oknum anggota Marinir tersebut, selain dipecat, ancaman hukuman yang setimpal bagi mereka adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup," ujar Adyaman. Turut dalam jumpa pers di Mabes TNI di Cilangkap, Komandan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Danpomal) Brigjen (Mar) Soenarko G.A.
Bernard mengatakan, peristiwa itu membuat jajaran TNI-AL merasakan pukulan yang sangat berat. Sebab, peristiwa tersebut mencoreng muka korps mereka. Karena itulah, mantan Pangarmatim itu meminta maaf kepada masyarakat, khususnya keluarga korban.
"Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa marah kepada Saudara Gunawan Santoso. Sebab, dari hasil pemeriksaan Pom TNI-AL terhadap keempat oknum tersebut, terungkap bahwa dialah otak dan perencana awal pembunuhan terhadap Presdir PT Asaba. Saudara Gunawan adalah sosok manusia keji yang demi kepentingannya telah melibatkan dan merusak moral prajurit dengan pola pemberian imbalan," tandas Bernard dalam pernyataannya yang dibacakan Adyaman tersebut.
Diungkapkan, empat anggota Marinir tersebut tidak hanya menembak Budi Harto dan Edy Siyep. Penembak Direktur Keuangan PT Asaba Paulus ternyata juga mereka. Adyaman mengatakan, pembunuhan itu mereka lakukan karena kedekatan emosional dengan Gunawan, mantan menantu Budi Harto yang dipecat gara-gara korupsi di perusahaannya.
Dijelaskan, keempat prajurit itu kenal dengan Gunawan sejak 1998. Sejak itu pula, Gunawan melakukan "pembinaan" dengan memberikan imbalan uang. "Ikatan emosional itulah yang lebih berperan dalam peristiwa penembakan tersebut karena ternyata keempat orang itu hanya dibayar Rp 4 juta untuk melakukan pembunuhan," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved