Meskipun pertemuan di luar dugaan publik, Joko Widodo dengan Prabowo Subianto sedikit meredakan kekhawatiran akan masa depan pemerintahan Jokowi-JK. Namun bisa jadi, euforia pelantikan Jokowi bisa berumur pendek.
Analis politik Paul Rowland, seperti dikutip Channel News Asia dalam laporannya, Senin (20/10), mengatakan, tidak dapat dipastikan apakah pertemuan Jokowi dan Prabowo akan berarti banyak dalam hubungan antara pemerintah dengan DPR.
Di satu sisi Jokowi menetapkan agenda reformasi yang ambisius untuk menyelesaikan banyak persoalan di Indonesia, namun di sisi lain bagaimana oposisi di DPR terbukti dapat menjadi penghalang bagi pemerintahan Jokowi.
Para pendukung Prabowo di parlemen menggunakan suara mayoritas mereka untuk menguasai posisi-posisi kunci di DPR dan MPR, serta menghapuskan pemilihan langsung dalam undang-undang pemilihan kepala daerah.
“Terlalu cepat untuk mengatakan jika rekonsiliasi akan berusia panjang atau secara nyata membantu Jokowi. Rencana mengurangi subsidi BBM akan menjadi ujian pertama Jokowi, yang dikhawatirkan dapat memicu aksi protes," kata Rowland.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, penting bagi Australia untuk menjadikan Jakarta sebagai fokus dalam kebijakan luar negeri, hadir dalam pelantikan demi memperlihatkan niat baik untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah Indonesia mendatang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved