PT PLN (Persero) mencairkan dana pinjaman sebesar Rp8,5 triliun dari sindikasi bank nasional. Dana tersebut akan digunakan untuk sejumlah proyek pada tahun depan.
“Tapi tidak spesifik bahwa dana ini untuk proyek tertentu. Lantaran proyek PLN banyak, jadi manakala satu proyek membutuhkan pendanaan kita langsung tarik untuk dibayarkan ke proyek tersebut," terang Direktur Utama PLN Nur Pamudji kepada pers di Jakarta, kemarin.
Nur menjelaskan pinjaman tersebut berasal dari kredit BNI senilai Rp2,5 triliun, BRI sebesar Rp2 triliun, serta BCA dan BII masing-masing Rp1 triliun.
“Dengan ditandatanganinya kedua pinjaman bertenor 10 tahun ini menunjukkan bahwa PLN mendukung pemerintah dalam mengurangi pinjaman valuta asing," ujar dia.
Dikatakan Nur, penarikan pinjaman dari perbankan nasional dimaksudkan untuk meminimalkan risiko akibat depriasi Rupiah.
Tercatat, untuk mendukung kenaikan penjualan tenaga listrik nasional yang rata-rata mencapai 8 persen per tahun, PLN melaksanakan program investasi menggunakan sumber dana antara lain dari kas internal, APBN, penerusan pinjaman dari Pemerintah dan pinjaman PLN.
Kebutuhan anggaran PLN pada tahun depan sekitar Rp60 triliun, yang akan dipakai untuk memenuhi belanja modal. Anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10 ribu megawatt (mw), dari total kapasitas sekitar 35 ribu mw yang dicanangkan pemerintah dalam 5 tahun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved