Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jendral Moechgiyarto mengatakan, pihaknya sedang meningkatkan kewaspadaan terkait adanya dugaan modus baru yang dilakukan kelompok teroris. Yaitu, melawan aparat dengan cara meracuni sianida yang dicampur dengan makanan.
"Kapolri kirim pesan langsung kepada para kapolda se-Indonesia agar menyampaikan ke seluruh jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Moechgiyarto kepada pers, Minggu (14/02).
Menurut Moechgiyarto , pesan yang disampaikan Kapolri tersebut dikirim sejak hari Jumat, 12 Februari 2016, isinya yakni para anggota kepolisian agar mewaspadai setiap makanan atau minuman yang berasal dari sumber yang tak dikenal.
Sebab ada dugaan sekelompok teroris memiliki modus baru untuk mematikan polisi menggunakan racun sianida yang dicampur dengan makanan.
"Kan kami tidak tahu informasi tersebut. Mungkin beliau (Kapolri) dapat informasi dari Densus. Kami hanya mendapatkan perintah untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Moechgiyarto.
Dengan adanya imbauan tersebut, seluruh jajaran Polda Jabar sudah diberikan arahan untuk mewaspadai setiap makanan yang berada di sekitar mereka. Anggota polisi jangan sampai mudah menerima dan memakan makanan yang berasal dari orang yang tidak diketahui.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengaku belum mengetahui ihwal tersebarnya surat edaran telegram rahasia tersebut. Yakni yang ditujukan kepada anggota polisi di Jawa Timur untuk mewaspadai modus baru aksi kelompok teroris yang menggunakan racun jenis sianida.
"Saya belum lihat suratnya," ujar Agus.
Dalam surat edaran disebutkan para kelompok teroris memilki modus baru dalan menjalankan aksinya untuk melawan aparat. Yakni dengan meracuni aparat menggunakan sianida yang dicampur dengan makanan.
Para teroris terinspirasi dengan modus yang dilakukan tersangka Jessica dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Shalihin di sebuah kedai kopi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved