Kebanyakan dari orangtua saat ini masih menganggap tabu untuk memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. Selama ini, seks identik dengan orang dewasa saja. Padahal, tanpa pengetahuan seks yang memadai, para remaja justru terjebak pada perilaku coba-coba yang justru bisa menjerumuskan dan menghancurkan masa depan mereka.
Demikian kata Psikolog Keluarga dan Anak, Sani B. Hermawan kepada politikindonesia.com di Jakarta, Selasa (19/02). “Pendidikan seks itu penting. Seks harus diajarkan kepada anak dan remaja dengan cara bijak agar mereka tidak terjerumus pada hal coba-coba yang bisa menghancurkan masa depan mereka sendiri," kata Sani.
Sani mengatakan, maraknya kasus kejahatan yang berkaitan dengan kasus seksual terhadap anak yang saat ini terjadi, kebanyakan pelakunya adalah orang terdekat dari anak tersebut. Selain itu, banyaknya anak putus sekolah karena hamil dan penularan penyakit seksual yang mengkhawatirkan. Hal ini terjadi, karena kurangnya pendidikan seks yang diberikan terhadap anak.
“Karena pendidikan tentang seks bukan melulu berbicara tentang hubungan seksual saja, tapi lebih luas dan lebih penting daripada itu. Sayangnya, sedikit sekali masyarakat yang peduli akan pendidikan seks dan menganggapnya tidak penting. Karena anak akan tahu dengan sendirinya," ungkapnya.
Kepada Elva Setyaningrum, Sani menjelaskan bagaimana pentingnya pendidikan seks bagi anak. Sani juga membeberkan cara cerdas untuk menjawab pertanyaan anak dan remaja seputar seks, sehingga bisa memberi pendidikan tersebut tanpa mengenal kata tabu. Berikut hasil wawancaranya.
Dari mana pertama kali anak mengenal pendidikan seks?
Pendidikan seks yang paling utama memang datang dari orangtua. Tetapi, sekolah juga turut berperan penting dalam hal tersebut. Orangtua yang memulai dialog pendidikan seks, tetapi untuk selanjutnya bisa diteruskan lewat sekolah. Dalam pendidikan seks, sekolah menjadi urutan kedua, urutan pertama tetap dipegang orang tua. Karena waktu kecil anak belum sekolah, sedangkan pendidikan seks harus sudah dimulai sejak dini.
Di sekolah, sebaiknya diadakan kurikulum tambahan mengenai pendidikan seks. Sepertinya, SMP juga sudah ada pelajaran Biologi dan itu mencakup pendidikan seks yang ilmiah. Beberapa sekolah juga sudah banyak membuka dialog antara guru dan murid tentang pendidikan seks.
Apa pentingnya pendidikan seks pada anak?
Orangtua seringkali mengalami hambatan membicarakan seks kepada anak. Alasannya, orangtua khawatir anak akan tertarik dengan seks dan akan menyalahgunakan manfaat pendidikan seks. Padahal, pendidikan seks penting diberikan sejak dini. Karena pendidikan seks dibutuhkan hingga seseorang yang telah menikah dan juga masih diperlukan oleh pasangan menikah. Pendidikan seks sejak dini ini merupakan upaya pengajaran, penyadaran dan pemberian informasi kepada anak tentang masalah seksualitas. Sehingga para orangtua bisa menanamkan moral, etika dan komitmen agama agar tidak terjadi penyalahgunaan. Pendidikan seks juga sebagai cikal bakal pendidikan keluarga.
Kapan sebaiknya anak mulai diajarkan tentang seks oleh orangtuanya?
Informasi tentang seks bisa diberikan sejak anak sudah bisa melakukan komunikasi 2 arah. Biasanya, di usia 3 tahun. Anak bisa mulai diperkenalkan dengan hal-hal yang ringan. Untuk itu, orangtua perlu dibekali pengetahuan mengenai seks, karena tidak jarang juga anak-anak yang bertanya akan masalah seks sehingga anak mengetahui informasi yang tepat dan berguna. Kalau orangtuanya kurang mengetahui tentang seks, bisa membuat anak menjadi bingung dan bisa mencari informasi yang salah.
Apa tujuan pendidikan seks terhadap anak?
Tujuan pendidikan seks bagi anak itu berbeda-beda, sesuai dengan usianya. Pada usia balita, tujuannya adalah untuk memperkenalkan organ seks yang dimiliki. Di antaranya menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.
Untuk usia sekolah mulai 6–10 tahun bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan. Selain itu menjelaskan asal-usul manusia, cara membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit. Sedangkan, usia menjelang remaja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuh. Selain itu, untuk memberi penjelasan mengenai perilaku seks bebas.
Bagaimana dengan orang dewasa yang ingin menikah?
Pendidikan seks itu penting bagi semua kalangan. Begitu juga penting diberikan pada orang dewasa yang ingin menikah. Bisa diberikan pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat. Bahkan, bagi orang yang sudah menikah juga penting. Tujuannya, untuk memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk melepas ketegangan.
Bagaimana cara orang tua menjelaskan, jika seorang anak bertanya seputar seks?
Rasa ingin tahu anak tentang seks tak bisa dijawab seadanya oleh orangtuanya. Soalnya, pada masa inilah anak sedang mengeksplorasi dirinya. Orangtua seharusnya menjadi tempat paling aman untuk anak dan mampu memberikan penjelasan yang tepat. Sayangnya, banyak orangtua yang kesulitan memberikan respons yang baik, apalagi menyangkut pertanyaan seputar seksualitas. Sehingga orangtua perlu membekali diri dan menjadi lebih cerdas. Karena pertanyaan anak masa kini semakin cerdas, meski usianya masih sangat belia. Memberikan pemahaman seputar masalah seksual sejak dini, bisa membuat komunikasi orangtua dan anak lebih fleksibel di kemudian hari.
Adakah cara cerdas untuk menjawab pertanyaan anak soal seks?
Sebagian besar orang tua merasa kesulitan menjawab pertanyaan anak soal seks. Mereka akan berkelit atau bahkan mengalihkan topik pembicaraan. Tapi sebenarnya ada cara cerdas untuk menjawabnya, yaitu orang tua harus meluangkan waktu dengan anak untuk berdialog mengenai seks. Jangan sampai anak mencari informasi dari luar.
Namun, di Indonesia masih ada hambatan untuk berdialog mengenai seks dengan anak. Seperti budaya timur yang cenderung tabu membicarakan soal seks, ketidaktahuan untuk memulai dialog, rasa malu dan canggung, belum memahami manfaat yang diperoleh, bingung pada media atau materi yang akan diinformasikan, serta rasa khawatir anak semakin tertarik pada masalah seksual.
Itu terjadi karena orangtua salah konsep, seks diartikan hubungan seksual. Padahal seks itu adalah jenis kelamin. Dialog seks atau pendidikan seks ini bisa dimulai ketika orangtua sudah bisa berdialog dua arah dengan anak. Jadi ajarkan anak mengenai seks dengan bahasa yang ilmiah namun tidak terlalu vulgar sesuai dengan usia mereka.
Bagaimana cara memperkenalkan seks tanpa mengenal kata "tabu"?
Sesungguhnya orang tua tidak perlu ragu lagi akan pentingnya pendidikan seks sejak dini. Kebanyakan orangtua sungkan berbicara seksualitas kepada anak-anaknya, karena masih menganggapnya tabu. Ketidaktahuan orangtua untuk memulai diskusi menjadi persoalan lainnya. Jadi, hilangkalah rasa canggung dan mulailah membangun kepekaan akan kebutuhan pendidikan seks pada anak. Apabila tidak dimulai sejak dini, maka akan lebih membahayakan apabila anak beranjak remaja. Para remaja bisa mencari informasi yang berhubungan dengan seks melalui berbagai sumber seperti buku, majalah, film, internet dengan mudah. Sementara itu, informasi yang didapat belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau menyesatkan. Oleh sebab itu, orangtua disarankan agar mulai membiasakan berdialog dengan anak dan anak juga dapat menggunakan orangtua sebagai narasumber yang terpercaya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved