Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, masih banyak masalah yang dihadapi oleh Indonesia. Akan tetapi, ia akan meninggalkan Kantor Presiden 20 Oktober mendatang, dengan senyuman, karena mengetahui kondisi Indonesia saat ini jauh lebih baik dari ketika ia menjabat.
Berbicara pada Jamuan Makan Malam Kenegaraan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, di Istana Kepresidenan Singapura, Rabu (03/09) malam, SBY mengatakan, saat ini merupakan pekan-pekan terakhir masa jabatannya.
SBY merasa telah mendapat kehormatan besar untuk memimpin Indonesia melalui dekade pertama abad ke-21. Indonesia masih menghadapi tantangan besar, seperti kemiskinan, infrastruktur, korupsi, dan banyak lainnya. “Tapi saya akan meninggalkan kantor dengan mengetahui bahwa Indonesia telah berada jauh lebih baik dari hari saya menjabat.”
Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan besar dibandingkan saat pertama kali ia menjabat sebagai Presiden 2004 lalu, saat ini Indonesia sudah jauh berkembang. Indonesia kini memiliki demokrasi yang stabil, stabilitas politik, pemilu damai, keamanan yang lebih baik, hukum dan ketertiban, dan kemajuan sosial.
“Kami juga telah mempertahankan persatuan nasional, dan hubungan yang harmonis antara kelompok-kelompok agama dan etnis kami ditengah terjadinya penyebaran radikalisme di beberapa bagian dunia,” ujar SBY yang baru saja “Order of Temasek First Class” dari pemerintah Singapura itu.
Indonesia saat ini memiliki kelas menengah terbesar di Asia Tenggara. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita telah meningkat hampir 400 persen dalam dekade terakhir, permintaan domestik dan daya beli terus tumbuh kuat.
“Kami adalah ekonomi terbesar ke-16, atau 10 berdasarkan paritas daya beli Bank Dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tertinggi kedua di antara G-20, setelah Tiongkok. World Economic Forum baru-baru ini menyebut 10 tahun terakhir sebagai dekade emas di Indonesia,” ujar SBY.
Indonesia yang stabil dan berkembang itu, baik untuk daerah, untuk dunia, maupun juga untuk Singapura. “Saya ingin Singapura selalu melihat Indonesia tidak hanya sebagai teman, tetapi sebagai peluang untuk tumbuh bersama,” tuturnya.
Singapura adalah mitra dagang utama Indonesia dengan aset US$42 miliar, dan menjadi sumber terbesar wisatawan asing di Indonesia - sekitar 1,4 juta tahun lalu. Sebaliknya, ada sekitar 3 juta orang Indonesia yang mengunjungi Singapura setiap tahun. “Anda dapat dengan mudah melihat wisatawan Indonesia karena mereka adalah orang-orang yang membawa tas belanja di Orchard Road,” ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved