Pemimpin nasional harus memiliki wawasan dan pengetahuan kuat dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis di kawasan maupun global, agar kepentingan nasional di bidang pertahanan dapat terjaga dan terlindungi.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melantik 453 calon perwira remaja (Capaja) menjadi perwira TNI di di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (26/06) pagi.
SBY mengatakan, para pemimpin nasional wajib mampu menetapkan strategi dan kebijakan yang tepat, baik dibidang politik, ekonomi, maupun militer. Alasannya, kawasan dan dunia berkembang sangat dinamis dan membawa dampak besar terhadap negara yang sedang giat membangun menuju negara maju dan sejahtera.
“Pengetahuan dan pemahaman seputar dunia dan kawasan sangat penting mengingat dunia dan kawasan sekeliling kita berkembang sangat dinamis, dengan menghadirkan tantangan yang makin komplek,” ujar SBY.
Presiden juga menyebutkan, geopolitik juga terus berubah, termasuk di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Pasifik Selatan. “Sebagai kekuatan regional dan pelaku global, Indonesia makin menonjol, dan aktif dalam berbagai arsitektur kerja sama kawasan seperti ASEAN, Peace Asia Summit, dan APEC,” paparnya.
SBY mengatakan, selama 10 tahun memimpin Indonesia, dirinya selalu hadir dalam Praspa TNI. “Ini praspa terakhir yang saya hadiri sebagai Presiden selama 10 tahun," ujar SBY.
Secara pribadi dia mengungkapkan dirinya bangga sebagai TNI yang tidak pernah absen dalam pengabdian bangsa dan negara. Dia juga berpesan khusus agar terus mengembangkan kualitas akademi TNI baik akmil, AAL dan AAU agar menghasilkan perwira remaja yang baik, tangguh dan handal.
Menurutnya para perwira remaja yang masuk saat ini di saat TNI melakukan modernisasi alutsista. Dengan moderinisasi itu TNI dituntut agar selalu siap menjaga kedaulatan wilayah NKRI. “Berbagai ragam ancaman baik tradisional dan non tradisional serta peralatan modern yang serba canggih yang harus dihadapi,” ujar dia.
Mengenai alutsista, SBY menegaskan alutsista sudah dapat diproduksi sendiri dan wajib digunakan untuk sendiri untuk AD, AL dan AU. "Alutsista itu adalah produksi dan karya anak bangsa," katanya.
Presiden juga menyinggung soal dibangunnya Indonesia Peace Security Center (IPSC) di Sentul Jawa Barat. Tempat terpadu tersebut untuk mendidik satuan satuan TNI yang siap dalam berbagai tugas.
Ditempat itu ada kampus Universitas Pertahanan, pusat perdamaian, lawan terorisme dan penanggulangan bencana. “Tentara harus terlatih dan mampu menggunakan alutsista namun tidak untuk mengembangkan sikap agresif," pesan Presiden.
© Copyright 2024, All Rights Reserved