Peristiwa penembakan warga asing di Aceh mendapat perhatian serius pemerintah pusat di Jakarta. Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan kesalahan yang dilakukan oleh TNI dalam kasus penembakan warga negara Jerman di Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada Rabu (4/6) malam.
Namun demikian, kesempatan bagi Kepolisian untuk melengkapi laporan investigasi tentang kasus ini masih tetap terbuka. Hal ini dijelaskan Yudhoyono saat ditemui wartawan di kediaman dinas Presiden, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Jumat (6/6) usai mendampingi Tim Khusus Utusan Presiden ke Swedia menghadap Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan TNI, karena prosedur telah dilewati semua, tapi sekali lagi kita beri kesempatan pihak Kepolisan untuk melengkapi investigasi ini," ujarnya.
Menurut Yudhoyono, investigasi pertama sudah dilakukan kemarin baik oleh Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) NAD maupun Kepolisan Daerah (Polda) NAD. "Jadi sangat jelas tidak ada perkembangan baru dari apa yang dilakukan kemarin," katanya.
Sejauh ini, lanjut Yudhoyono, laporan yang diterimanya menyebutkan kedua warga Jerman itu (Lothar Heinrich Albert ditemukan tewas dan istrinya Elisabeth Engel mengalami luka tembak di lutut) sedang melakukan kegiatan wisata di Aceh.
Mereka tahu kondisi di Aceh tengah rawan menyusul pelaksanaan operasi pemulihan keamanan di wilayah itu.
"Sore ini saya akan membicarakan hal ini di Banda Aceh tentang bagaimana sebaiknya perlakuan terhadap warga negara asing yang akan berkunjung ke Aceh. Jadi kita bisa mengamankan semua di Aceh, tapi di sisi lain tidak mengganggu pelaksanaan operasi terpadu," paparnya.
Seperti diberitakan berbagai media nasional, sepasang suami-istri turis asal Jerman Lothar Heinrich Albert (54) dan Elisabeth Engel (50) tertembak prajurit, ketika sedang berlibur di Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya. Lothar langsung tewas dengan luka tembak di dada tembus ke kepala, sedangkan istrinya tertembak di lutut.
Kejadian itu terjadi Rabu (4/6) malam antara pukul 21.00-21.30 WIB, di tepi Pantai Lueng Gayo yang tidak jauh dari jalan raya Banda Aceh-Meulaboh di kilometer 200.
Panglima Komando Operasi TNI Brigjen Bambang Dharmono menerima kabar itu di Lhok Seumawe Rabu tengah malam dan Kamis pagi langsung menggelar konferensi pers tentang insiden itu.
Sebelum memberi keterangan, Bambang menjenguk Elisabeth Engel di Rumah Sakit Kesehatan Korem Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat. Sorenya, jenazah almarhum Lothar dan Elisabeth, diterbangkan dari Meulaboh ke Banda Aceh dengan pesawat Cassa TNI AD.
Sebelum Bambang Dharmono menjenguk, Elisabeth telah membuat surat pernyataan diatas kertas bersegel burung garuda, bertanggal 5 Juni 2003.
Dalam surat bertulisan tangan itu, Elisabeth mengaku tahu pantai yang akan mereka tiduri adalah daerah yang sangat berbahaya dan tidak baik tidur di lokasi itu. Elisabeth juga menyatakan seharusnya ia tidak berada di sana.
"Saya tahu ini hanya kesalahpahaman dari pihak militer. Saya terima kematian suami saya," kata Elisabeth dalam suratnya, yang dipegang Bambang.
Kepada Elisabeth, Pangkoops TNI mengkonfirmasi kembali pernyataan itu. Bambang bertanya apakah Elisabeth menulis surat di bawah tekanan. Elisabeth menjawab, "tidak".
© Copyright 2024, All Rights Reserved