Siswono Yudohusodo menolak mengikuti Konvensi Nasional Partai Golkar untuk menjaring calon presiden. Penegasan tersebut muncul di tengah mengalirnya berbagai dukungan bagi mantan aktivis mahasiswa tersebut untuk tampil sebagai capres pada Pemilu 2004.
Beberapa Ormas yang dikenal mempunyai hubungan dengan Partai Golkar seperi Soksi dan Kosgoro 1957 telah mencalonkan Siswono sebagai capres dalam Konvensi Nasional Partai Golkar. Sikap politik mantan Menteri Trasmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan itu ditegaskan Siswono di kantor Partai Sarikat Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa malam.
'Saya tidak akan mengikuti konvensi tersebut kendatipun sudah diundang untuk mengambil formulir pendaftaran. Mengikuti konvensi akan memakan waktu dan tenaga yang banyak. Bayangkan, saya harus memperkenalkan diri ke daerah-daerah di 30 provinsi dan sekian ratus kabupaten.
Padahal, pemilu presiden tinggal satu tahun. Kalau setiap kabupaten saja satu hari, tidak cukup waktu bagi saya untuk mengelilingi kabupaten-kabupaten di seluruh Indonesia," jelasnya.
Keharusan untuk berkunjung ke daerah-daerah jika ia mengikuti konvensi Partai Golkar merupakan salah satu kendala bagi mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu. "Saya tidak setenar Ibu Megawati, Pak Hamzah Haz, Pak Amien Rais dan Pak Akbar Tandjung yang dikenal hampir seluruh rakyat," jelasnya.
Nama Siswono sebagai capres pada Pemilu 2004 muncul di tengah hingar bingar pemberitaan media massa mengenai rencana keikutsertaan Nurcholish Madjid dalam Konvensi Nasional.
Siswono resmi dicalonkan sebagai capres oleh Partai Pewarta Damai Kasih Bangsa (Partai PDKB) pimpinan Gregorius Seto Harianto dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) 1927.
Dukungan kepada Siswono yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani dan Nelayan Indonesia juga diisyaratkan oleh PSI semalam. Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Rahardjo Tjakraningkrat mengatakan, sebagian besar penduduk Indonesia adalah buruh tani dan nelayan.
Karena itu, kita membutuhkan dan mencari seorang pemimpin yang memiliki perhatian penuh kepada para petani dan nelayan di desa-desa.
Untuk itu, PSI akan terus mendorong tokoh-tokoh yang dianggap layak memimpin negara ini. "Kita mendorong Pak Sis. Cak Nur (Nurcholish Madjid) juga kita dorong. Kalau mereka jadi satu kan lebih baik. Tapi saya tidak tahu siapa bakal calon wakil presiden yang ada di saku Pak Sis," imbuhnya.
PSI menurut rencana akan menyebutkan secara resmi capresnya dalam Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) yang akan digelar 29-31 Agustus 2003.
'Cak Nur maupun Siswono adalah dua tokoh yang layak dicalonkan sebagai presiden mendatang. Yang satu memiliki integritas moral yang tinggi sedangkan yang lainnya memiliki kemampuan menajerial yang handal serta dekat dengan rakyat kecil,' tambah Rahardjo.
Dalam pertemuan semalam, PSI secara khusus meminta Siswono memaparkan platform dan visi-misi perjuangannya sebagai capres mendatang.
Seusai pemaparan di hadapan para pengurus PSI, Siswono kembali mengemukakan bahwa dirinya bukanlah orang yang berambisi menjadi presiden. Perhatiannya bersama tokoh-tokoh lain yang peduli pada bangsa ini adalah mencari tokoh yang tepat untuk memimpin bangsa ini. Dalam proses pencarian itu, teman-temannya serta beberapa organisasi justru mencalonkannya. Setelah melewati sebuah permenungan yang panjang, akhirnya dia menerima dukungan teman-temannya itu dan bersedia menjadi capres.
"Saya didukung oleh oraganisasi petani di seluruh Pulau Jawa, petani-petani kebun karet di Sumatera, Soksi, dan Kosgoro 1957 serta teman-teman seperti Sophan Sophian dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)," paparnya seperti dikutip Suara Pembaruan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved