Pemilih pemula berusia 17 hingga 21 tahun, menjadi rebutan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilihan Presiden 2014 mendatang. Maklum, jumlah mereka cukup besar, mencapai 25 juta pemilih atau berkisar 30 persen dari total pemilih. Kemampuan menggaet hati mereka, dipastikan memuluskan jalan bagi kemenangan.
Disisi lain, tingkat partisipasi pemilih pemula dalam pemilu selama ini, cukup rendah. Sebagian kaum muda tergolong apatis terhadap politik. Mereka menjadi salah satu penyumbang angka golongan putih (golput) alias tidak memilih dalam pemilu.
Menurut pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, pendekatan terhadap pemilih pemula, harus dengan cara memahami karakter mereka. "Pemilih pemula biasa memiliki kriteria sendiri dalam menentukan pilihan figur pemimpin yang dipilihnya," ujar Siti kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Senin (23/06).
Sarjana FISIP Universitas Jember ini menyarankan, para tim sukses pasangan capres dan cawapres memahami lebih dulu karakter anak muda Indonesia saat ini, agar pendekatan politik yang mereka lakukan dapat mengena dan berdampak efektif.
Lulusan S3 Ilmu politik di Curtin University, Perth, Australia ini mengatakan, masa kampanye yang berbarengan dengan perhelatan Piala Dunia 2014, juga berpengaruh terhadap efektifitas kampanye Pilpres. Kaum muda lebih tertarik mengikuti pertandingan sepakbola tersebut dibandingkan kampanye.
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Blitar, Jawa Timur, 7 November 1959 ini berbicara panjang lebar terkait keunikan pemilih pemula di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.
Menurut Anda apa yang menjadi perhatian utama pemilih pemula dalam Pilpres 2014 ini?
Bagi anak-anak muda, faktor yang berpengaruh dalam menentukan pilihan mereka, bukan visi misi atau program para pasangan capres dan cawapres. Hal-hal seperti itu dianggap mereka terlalu berat. Dalam konteks pemilu di Indonesia, faktor utama yang menjadi pertimbangan pemilih pemula adalah sosok atau figur.
Mereka cenderung menentukan pilihan pada sosok yang dikagumi berdasarkan kriteria tegas, muda, jujur, bersih dan terlihat gagah. Jadi, mereka cenderung bisa dikatakan suka terhadap figur pemimpin yang merepresentasikan dirinya. Pandangan pertama, biasanya sangat menentukan pilihan mereka.
Figur pemimpin seperti apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia?
Bangsa Indonesia membutuhkan figur pemimpin nasional yang tegas dan mampu mengambil keputusan tepat dan cepat. Pemimpin yang tegas adalah sosok yang tidak peragu dan berani membuat keputusan tepat pada saat kritis, meskipun tidak popular. Kepemimpinan yang ragu-ragu dalam membuat keputusan justru membuat masyarakat menjadi sulit.
Masa kampanye Pilpres dibarengi ajang Piala Dunia. Apa ada dampaknya?
Sedikit banyak, penyelenggaraan Piala Dunia tentu berdampak pada efektifitas kampanye Pilpres. Bahkan efektifitas kampanye bisa turun hingga 60 persen. Pasalnya, cukup banyak masyarakat Indonesia yang lebih tertarik menyaksikan siaran langsung Piala Dunia dibanding kampanye, terutama generasi muda. Perhatian masyarakat, terutama kaum muda terpecah antara mengikuti perkembangan Piala Dunia dan perkembangan kampanye Pilpres. Sedangkan kaum perempuan yang tidak menyukai sepakbola masih akan tetap mengikuti perkembangan Pilpres.
Apa sisi positif dan negatifnya?
Dampak positif penyelenggaran Piala Dunia yang menyita perhatian sebagai masyarakat akan menurunkan tensi dukungan terhadap kedua pasangan capres dan cawapres yang semakin memanas. Sedangkan, dampak negatifnya, kemungkinan kampanye Pilpres menjadi kurang efektif karena perhatian masyarakat terpecah pada penyelenggaraan Piala Dunia.
Hal lainnya yang dapat menurunkan ketegangan, pada saat pemungutan suara pada 9 Juli bertepatan dengan bulan Ramadan, di mana umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa.
Apa harapan Anda pada Pilpres 2014 ini?
Saya berharap politik uang tidak mewarnai Pilpres 2014 karena hanya akan melahirkan kepemimpinan kuasi (semu). Jika lebih berorientasi pada faktor akseptabilitas semu dan mengabaikan faktor visi, kapabilitas dan integritas akan melahirkan kepemimpinan kuasi. Selain itu, masyarakat Indonesia juga semakin cerdas dan kritis untuk dapat memilih pemimpin yang tegas dan membela kepentingan rakyat.
Saya pun optimis penyelenggaraan Pilres 2014 dapat berjalan lancar karena bersamaan dengan penyelenggaraan Piala Dunia dan Ramadan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved