Media Survei Indonesia (Median) menyatakan ada anomali perilaku pemilih di DKI Jakarta. Ada pertentangan jawaban para pemilih soal kompetensi dan pilihan mereka di Pilgub DKI. Soal kompetensi Basuki Tjahaja Purnama lebih unggul. Tapi soal elektabilitas, justru Anies Baswedan yang unggul.
Survei Median menemukan hasil elektabilitas Anies-Sandi (46,3 persen), mengalahkan Ahok-Djarot (39,7 persen). Sementara 14 persen responden belum menentukan pilihan.
Direktur Median Rico Marbun mengatakan, elektabilitas Anies -Sandiaga unggul antara lain karena sampai saat ini tone negatif terhadap pasangan Ahok-Djarot masih tinggi.
"Hasil survei kami memperlihatkan tone negatif terhadap Ahok-Djarot masih tinggi mencapai 65,7 persen. Sementara Anies-Sandi tone negatifnya minim, hanya 17 persen,” ujar Rico saat merilis hasil survei Median di Cikini, Jakarta , Senin (06/03).
Dikatakannya, tone negatif tersebut antara lain, Ahok tidak bisa menjaga kata-kata mencapai 28 persen. Penista agama 10,7 persen dan arogan 9,3 persen. "Kemudian Ahok non muslim (5,7 persen), temperamental (4 persen), kurang sopan (3 persen), menggusur (2,7 persen), banyak kasus (1 persen), tidak adil (0,7 persen) dan keturunan etnis Tionghoa (0,7 persen)," ucap Rico.
Sementara tone negatif dari Anies, kata Rico, responden menilai kinerjanya belum terbukti (7 persen), program yang ditawarkan tidak masuk akal (2 persen), menjelekkan lawan (1,7 persen).
"Kemudian ada yang menjawab Anies kurang tegas (1,7 persen), hanya janji (1,3 persen), belum berpengalaman (1,3 persen), teoritis (0,7 persen), menteri yang dipecat (0,7 persen) dan kurang meyakinkan (0,7 persen).
Ditambahkannnya, dari temuan survei yang dilakukan, jika responden ditanya tentang kompetensi calon secara tatap muka, Ahok-Djarot masih unggul. Terlihat responden yang menganggap Ahok-Djarot mampu memimpin Jakarta ke depan sebesar 53,6 persen sedangkan Anies-Sandi 32,5 persen dan yang tidak menjawab sebesar 13,9 persen.
Rico menyebut, 56,3 persen responden mengaku puas terhadap kinerja Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan 9,3 persen merasa sangat puas, 30 persen mengaku tidak puas, 3,4 tidak menjawab dan 1 persen sisanya sangat tidak puas.
"Jadi kalau kita lihat ini ada pertentangan, kalau ditanya siapa yang paling dipandang mampu memimpin Jakarta, jawabannya Ahok. Kompetensinya, yang lebih bagus Ahok. Tapi kenapa kemudian elektabilitas Ahok masih di bawah Anies?," tuturnya.
Terhadap pertanyaanm apakah lebih baik Ahok memimpin kembali, ada 42 persen responden yang mendukung, sementara 46,33 persen ingin diganti tokoh lain dan 11,67 persen tidak menjawab.
Ia menambahkan, secara demografis peta elektabilitas terbaru dari 100 persen pemilih laki-laki, ada 46,1 persen yang memilih Ahok-Djarot dan 42,8 persen memilih Anies-Sandi.
"Sedangkan kalau dilihat elektabilitas pasangan per pendidikan dan agama ada 29,4 persen yang memilih Ahok dan 52,9 persen memilih Anies," katanya.
Survei ini dilakukan pada 21-27 Februari, dengan melibatkan 800 responden. Margin of error 3,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random.
© Copyright 2024, All Rights Reserved