Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (02/06). Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi memberikan banyak arahan kepada Sutiyoso tentang kinerja BIN.
Kepala Negara meminta, Sutiyoso membenahi BIN, terutama masalah struktur organisasi agar menyesuaikan dengan tantangan zaman. Sebab jangkauan tugas BIN sangat luas, tak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri.
“Permasalahan utama BIN sekarang, yakni personel. Jumlah personel BIN sekarang masih jauh dari ideal. Dibutuhkan sedikitnya 5.000 personel. Tapi yang ada sekarang cuma 1.975 personel atau masih kurang 3.000 orang,” kata Sutiyoso.
Sutiyoso berencana memenuhi kebutuhan ideal itu tetapi secara bertahap. Tahap pertama adalah merekrut 1.000 personel dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu. Hal itu dibutuhkan, terutama untuk menghadapi Pilkada serentak pada 9 Desember 2015.
"Kondisi itu harus bisa kami pantau sedini mungkin. Sekarang satu anggota BIN meng-counter (mencakup wilayah kerja) tiga kabupaten. Inilah yang untuk menutupi ini," kata Sutiyoso.
Selain itu, Sutiyoso juga akan meningkatkan standar kualifikasi personelnya dengan cara kembali menyekolahkan mereka. Sutiyoso menargetkan semua personel BIN sudah menempuh pendidikan pascasarjana atau strata 2 dan strata 3.
Selain itu, yang perlu diperbaiki kembali adalah perlengkapan atau peralatan yang dimiliki BIN. Apalagi sekarang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat canggih.
"Pengalaman yang lalu, komunikasi Presiden dan pejabat tinggi negara disadap, dan ini bisa diproteksi, komunikasi pejabat tinggi kita," kata Sutiyoso.
Sutiyoso mengakui, anggaran operasional BIN memang tak sedikit, apalagi kalau harus mencapai ideal. Namun Sutiyoso mengaku akan realistis dengan keterbatasan anggaran tersebut. Peningkatan kapasitas BIN akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kemampuan anggaran.
© Copyright 2024, All Rights Reserved