Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sepanjang tahun 2014 industri minyak dan gas bumi nasional telah melakukan pengeboran 1.036 sumur, terdiri dari 67 sumur eksplorasi dan 969 sumur pengembangan.
“Realisasi pengeboran sumur eksporasi yang sebanyak 67 sumur tersebut sebesar 51 persen dari target sebanyak 132 sumur. Dari realisasi tersebut 52 sumur diantaranya adalah sumur migas konvensional, dan 15 sumur merupakan sumur non-konvensional,” Kepala Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono, kepada pers, Minggu (09/11).
Rudianto mengatakan, realisasi pengeboran sumur pengembangan yang sebanyak 969 sumur adalah 73% dari rencana pengembangan sebanyak 1.324 sumur. “Masalah yang dihadapi pengeboran sumur eksplorasi dan produksi serupa,” kata Rudianto.
Beberapa kendala yang dihadapi antara lain proses pengadaan, jadwal rig, izin pembebasan lahan dan persiapan lokasi. Untuk survei seismik, geologi, dan geofisika, dari rencana sebanyak 49 kegiatan, terealisasi sebanyak 31 kegiatan atau 63%.
Adapun anjungan yang beroperasi untuk melakukan pengeboran mencapai 62 unit, dengan rincian 45 rig onshore dan 17 rig offshore. SKK Migas juga melaporkan, kerja ulang yang dilaksanakan sepanjang tahun ini mencapai 833 sumur atau 76% dari rencana yang sebanyak 1.102 sumur. Sedangkan program perawatan sumur terlaksana sebanyak 24.028 sumur atau 74% dari rencana yang sebanyak 35.657 sumur.
Dari kegiatan pengeboran sumur pengembangan, diperoleh produksi awal mencapai 52.685 barel per hari dan 581 juta kaki kubik gas bumi per hari. Sedangkan dari kerja ulang dan perawatan sumur didapat tambahan produksi 26.000 barel minyak per hari dan 286 juta kaki kubik gas bumi per hari.
“Tambahan ini untuk mengurangi gap karena produksi yang terus turun secara alamiah setiap tahun,” pungkas Rudianto
© Copyright 2024, All Rights Reserved