Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi akan memasuki masa emas dalam pertumbuhan ekonominya. Hal ini karena Indonesia diuntungkan oleh keadaan demografi atau bonus demografi.
Pengamat e-commerce asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Kun Arief Cahyantoro, menjelaskan, bonus demografi yang dimiliki yakni populasi usia produktif sangat besar dan melebihi usia yang tidak produktif dan yang belum produktif.
Kelompok usia produktif ini merupakan kumpulan orang yang tergolong strong customer dan jumlahnya sangat besar.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditunjang kondisi demografi, yaitu melonjaknya jumlah populasi usia produktif. Adapun jumlah penduduk Indonesia yang muda pada rentang waktu tersebut sedang masuk fase senang berbelanja,” kata ," kata Kun Arief , kemarin.
Menurut Kun Arief, hanya lima negara yang pernah mengalami ini. Negara terakhir yang merasakannya adalah Tiongkok. Saat itu ekonomi Tiongkok naik pesat. "Adapun Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan pada 2020," kata Kun Arief.
Namun Arief menyayangkan proyeksi melonjaknya keinginan berbelanja masih menghadapi beberapa kendala, terutama saat berbelanja online. Saat membuka situs belanja online, kebanyakan konsumen sekadar cek harga dan berbelanja di tempat lain.
Kendala lain adalah ketakutan akan penipuan atau afraid of fraud. Masih banyak pula orang yang harus memegang atau mencoba barang tersebut sebelum berbelanja. Kendala terakhir adalah fasilitas online payment pada e-commerce yang masih minim.
"Harapannya, sebelum mencapai masa emas, semua tantangan e-commerce tersebut sudah terselesaikan," kata Kun Arief.
Kun Arief menjelaskan, e-commerce harus menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Sebab usia produktif bisa dijadikan investment of growth dan investment booster. Kalau strategi tersebut tidak dipersiapkan, potensi ekonomi akan sulit dioptimalkan. E-commerce harus bisa menarik konsumen untuk menjadi real buyer.
© Copyright 2024, All Rights Reserved