Rencana kepulangan Hasan Tiro dan Malik Mahmud, dua petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang saat ini masih tinggal di Swedia ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) disambut baik Pemerintah Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Supiadin akan siap menjamin keamanan kedua tokoh GAM tersebut sepanjang komit untuk membangun perdamaian.
"Siapa pun boleh datang ke Aceh, termasuk para petinggi GAM di luar negeri. Sepanjang komit untuk membangun perdamaian, maka TNI menjamin keamanannya," kata Supadin kepada wartawan usai upacara penarikan terakhir pasukan TNI non-organik di Pelabuhan Krueng Geukuh, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (29/12). Hal diungkapkan Supiadin menanggapi adanya rencana Hasan Tiro dan Malik Mahmud yang berjanji akan pulang ke Aceh pada Januari 2006, sebagaimana disampaikan Ketua Tim Aceh Monitoring Mission (AMM), Pieter Feith.
Menurut Pieter, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi mereka untuk melihat bagaimana kemajuan pembangunan yang dicapai pasca-perdamaian yang ditandatangani di Helsinki, Norwegia, pada 15 Agustus 2005. "Kita berharap dengan kembalinya petinggi GAM ke Aceh akan membawa perekatan yang lebih baik ke arah perdamaian di Aceh," ujarnya. Namun demikian, Feith menyatakan, kepastian pulang atau tidaknya para petinggi GAM di Swedia itu sangat tergantung dari jaminan keamanan yang diberikan pemerintah Indonesia.
Menanggapi pernyataan Pieter tersebut, Mayjen TNI Supiadin menegaskan, TNI akan menjamin keamanan para petinggi GAM tersebut. "Siapa pun yang datang ke sini, termasuk para petinggi bekas GAM, yang tujuannya membangun komitmen perdamaian, harus kita amankan. Itu tanggungjawab kita semua," ujarnya.
Ia menimpali, "Jadi, saat Hasan Tiro pulang ke Aceh tidak boleh terjadi hal-hal yang membuat kekacauan. TNI akan menjamin itu semua. Sepanjang komitmennya kepada perdamaian, saya yakin aman."
Menanggapi pasca-pembubaran Komando Operasi pemulihan Keamanan (Koopslihkam) TNI di Aceh, Pangdam Supiadin menyatakan, fokus Kodam Iskandar Muda di masa depan menyiapkan unsur-unsur pertahanan keamanan. Prioritas utama pembangunan pertahanan adalah memperluas bandara udara yang ada hingga mampu didarati pesawat jenis hercules dan memperluas pelabuhan sepanjang pantai barat seperti Pelabuhan Krueng Geukuh.
"Jadi Aceh yang sudah damai mulai membangun. Kita juga ikut membangun infrastruktur pertahanan. Kita akan mendorong pembangunan bandara-bandara yang mampu didarati hercules. Kita harus membangun yang namanya pelabuhan sepanjang pantai barat, seperti pelabuhan Krueng Geukuh," ungkap jenderal berbindang dua itu.
Dengan tersedianya infrastruktur tersebut, katanya, apa pun bentuk bantuan yang dikirim untuk membangun Aceh akan mudah didatangkan. Ia menambahkan, persoalan perlu tidaknya mendatangkan pasukan dari luar Aceh bukan hal yang prinsip, karena hal yang paling penting adalah pembangunannya berjalan.
"Kita siap saja, ini kan wilayah NKRI, kehadiran mereka membangun, bukan untuk yang lain-lain. Jadi, itu yang harus kita pahami," demikian Mayjen TNI Supiadin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved