Indonesia berada di jalur cincin api Pasifik dengan 128 gunung berapi aktif tersebar di wilayahnya. Indonesia juga berada pada lintasan 3 lempeng dunia, yaitu lempeng Asia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia. Tak heran, Indonesia juga menduduki peringkat kedua sebagai negara berisiko di dunia.
Dalam setiap kejadian bencana, anak-anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban. Sedang bencana, tidak dapat ditebak kapan terjadinya. Selain di rumah, sebagian besar kehidupan anak-anak berlangsung di sekolah. Bagaimana jika bencana terjadi saat di sekolah?
Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tahun 2012 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan buku pedoman penerapan sekolah atau madrasah aman dari bencana. Buku pedoman ini berisikan langkah praktis dalam pembangunan sekolah aman bencana melalui konstruksi bangunan tahan gempa dan retrofitting.
Sekolah aman bencana ini menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana.
Pedoman Penerapan Sekolah Aman dari Bencana ini disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa lembaga seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Bank Dunia, UNDP, ITB, Yayasan KerLiP dan lainnya.
“Gerakan sekolah aman dari bencana kini terus dikembangkan di seluruh Indonesia. Terwujudnya sekolah aman ini merupakan bagian dari pengurangan resiko bencana (PRB), terutama untuk sekolah-sekolah di daerah rawan bencana," ujar Ketua Sekretaris Nasional (Seknas) Sekolah Aman Yanti Sriyulianti kepada politikindonesia.com sesuai acara penobatan duta anak untuk Pengurangan Resiko Bencana di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta, Jumat (12/07).
Yanti mengatakan, kampanye sekolah aman ini sudah dijalankan di beberapa sekolah di Indonesia. Kegiatannya dengan memberikan pelatihan kepada siswa agar mau tergerak mengkampanyekan gerakan ini. "Gerakan sekolah aman ini juga dilakukan berbagai mitra, salah satunya perkumpulan Keluarga Pendidikan (KerLiP)," ujar perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 10 Juli 1969 ini.
Kepada Elva Setyaningrum, Lulusan Farmasi ITB menjelaskan pentingnya sekolah aman untuk menghadapi bencana. ia juga bercerita panjang lebar mengenai pedoman, kriteria sekolah. Ia juga mengungkapkan pentingnya, sistem pendidikan yang mampu membangun kesadaran kepada panak-anak untuk tanggap terhadap bencana. Berikut wawancaranya;
Apa pentingnya sekolah aman untuk menghadapi bencana?
Kita tahu, anak-anak merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana. Dan sebagian besar dari kehidupan anak-anak tersebut berlangsung di sekolah.
Misalnya, saat berada dalam kelas, terjadi gempa bumi. Tanpa pengetahuan akan mitigasi bencana, anak-anak serta para guru pasti panik, tidak tahu apa yang akan dilakukan. Bagaimana menyelamatkan diri, menyelamatkan anak dan lainnya. Kepanikan yang seperti ini biasanya malah menambah korban, membuat proses mitigasi menjadi lambat.
Dengan mengikuti pedoman sekolah aman bencana, seharusnya sekolah melakukan simulasi mitigasi bencana secara rutin. Para murid dan guru, diajarkan bagaimana bertindak ketika terjadi bencana gempa. Bagaimana proses evakuasi dilakukan. Pengetahuan mitigasi itu harus diasah terus menerus, sebagai salah satu upaya mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana.
Bagaimana dengan faktor standar bangunan sekolah, banyak sekolah yang tidak tahan gempa?
Benar. Banyak bangunan sekolah di Indonesia yang dibangun dengan kualitas di bawah standar tahan gempa. Padahal, sekitar 75 persen sekolah-sekolah yang tersebar di Tanah Air berada di daerah beresiko tinggi gempa bumi.
Salah satu contoh paling baru adalah, gempa 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah pada Selasa (02/07) lalu. Gempa itu menunjukkan, bahwa sekolah-sekolah di daerah itu belum aman dari ancaman bencana.
Tercatat sebanyak 314 unit sekolah rusak, dimana 171 rusak berat, 136 rusak sedang dan 7 rusak ringan. Masih beruntung, gempa tersebut terjadi pada saat sekolah libur sehingga tidak jatuh korban. Bisa dibayangkan seandainya bencana terjadi saat berlangsung proses belajar mengajar sedang berlangsung. Apa jadinya? Ada ratusan anak-anak disitu. Karena itulah, sekolah aman bencana ini hendaknya menjadi prioritas semua pihak.
Dari mana ide sekolah aman bencana?
Terwujudnya sekolah aman ini merupakan bagian dari pengurangan resiko bencana, terutama untuk sekolah-sekolah di daerah rawan. Pedoman sekolah aman dari bencana ini diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tahun lalu. Penyusunan pedoman ini melibatkan berbagai institusi seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), UNDP, World Bank, ITB, Yayasan KerLiP dan organisasi lainnya.
Jadi, pada prinsipnya, berbagai instansi mendukung terwujudnya sekolah aman dari bencana. Bukan hanya dari segi fisik saja, tetapi juga dari nonfisik. Dari program rehabilitasi, setidaknya ada 640 sekolah yang dibuktikan aman untuk kategori I.
Bisa dijelaskan, kriteria menjadi Sekolah Aman dari Bencana ini?
Ada sejumlah kriteria secara struktural dan nonstruktural yang harus dipenuhi oleh sebuah sekolah untuk masuk dalam kategori aman. Diantaranya, lokasi sekolah mesti aman dari bencana. Struktur bangunan memenuhi standar nasional Indonesia tentang bangunan tahan gempa. Desain dan tata letak kelas memungkin upaya penyelamatan diri yang cepat.
Sedangkan untuk nonstruktural, sekolah aman mesti memenuhi parameter seperti pengetahuan, sikap dan tindakan, mobilisasi sumber daya, kebijakan sekolah dan perencanaan kesiapsiagaan.
Indikator dari nonstruktural ini sederhananya, ada jalur evakuasi yang dikenali oleh warga sekolah, yang digunakan sewaktu-waktu jika terjadi bencana. Ada rencana evakuasi terintegrasi dan rencana kontinjensi. Sekolah tersebut memiliki komunitas siaga bencana. Disamping itu, diperlukan juga kebijakan sekolah yang mendukung keberlanjutan penerapan sekolah aman dari bencana. Sejauh ini, respons dari sekolah cukup baik menyambut gerakan ini.
Apa yang ingin dicapai dalam program sekolah aman dari bencana ini?
Ide sekolah aman ini bertujuan untuk melindungi anak-anak dan pekerja di sektor pendidikan dari kematian dan cedera akibat bencana yang terjadi saat sekolah. Selain itu, untuk merencanakan keberlangsungan pendidikan dalam menghadapi bahaya yang sudah terprediksi. Sekolah aman dari bencana ini juga untuk melindungi investasi di sektor pendidikan serta untuk memperkuat ketangguhan warga terhadap bencana melalui pendidikan.
Bagaimana dengan sistem pendidikan yang dilakukan untuk membangun kesadaran anak-anak akan mitigasi bencana?
Pendidikan pengurangan resiko dirancang untuk membangun budaya aman dan komunitas yang tangguh menghadapi bencana. Diantaranya, dengan melakukan penyebaran pesan-pesan utama tentang pengurangan resiko bencana yang sudah diadaptasi ditingkat nasional dan lokal. Disamping itu menanamkan pengurangan resiko bencana melalui kurikulum dan penyedian acuan untuk mengintegrasikan program tersebut ke mata pelajaran tertentu.
Disamping itu, program sekolah aman juga menyediakan pelatihan bagi para guru dan calon guru yang mengajarkan tentang materi kurikulum pengurangan resiko. Pelatihan ini juga untuk mengembangkan strategi peningkatan keterlibatan para guru untuk mencapai integrasi yang efektif akan topik-topik pengurangan bencana kedalam kurikulum formal juga nonformal seperti berupa ekstrakurikuler dengan komunitas lokal.
© Copyright 2024, All Rights Reserved