Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada pemimpin Myanmar Daw Aung San Suu Kyi untuk menghormati hak asasi manusia (HAM), khususnya Komunitas Muslim Rohingya dalam menjalankan keyakinan mereka.
Permintaan tersebut disampaikan melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang diutus Presiden Jokowi untuk bertemu Suu Kyi pada 6 Desember 2016 lalu.
Selain permintaan tersebut, Jokowi melalui Retno juga menyampaikan sejumlah permintaan lain. Pertama, membuka akses kemanusiaan ke Rakhine State.
Kedua, menciptakan stabilitas perdamaian di Rakhine State. Sebagai gambaran, Etnis Muslim Rohingya yang berada di negara bagian Rakhine, Myanmar selama bertahun- tahun mengalami masalah kemanusiaan.
Muslim Rohingya mendapatkan diskriminasi, dituduh membangkang dari pemerintah mereka sendiri. Bukan hanya itu, mereka juga diusir, dibantai dari negara mereka sendiri.
Jokowi mengatakan, pemerintah berusaha mengambil peran aktif dengan menjalankan diplomasi agar kemelut tersebut bisa diatasi segera. "Diplomasi Indonesia telah melakukan tugasnya. Kepedulian kita sudah kita tunjukkan tanpa kegaduhan dan kepedulian kita telah kita lakukan tanpa menggunakan megaphone diplomacy," kata Jokowi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmuddin, Kamis (29/12).
Selain diplomasi, Jokowi mengatakan, untuk meringankan beban komunitas muslim di daerah tersebut, pemerintah hari ini mengirimkan bantuan kemanusiaan ke warga Rohingya.
Bantuan berisi mie instan, makanan bayi, gandum, sereal dan sarung tersebut terkemas dalam 10 kontainer dan diberangkatkan hari ini Kamis ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved