Sebanyaak 21 pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang disandera kelompok bersenjata di Golan, perbatasan Suriah dan Israel dibebaskan hari ini, Sabtu (09/03). Pihak oposisi dan militer Suriah telah menyetujui gencatan senjata selama 2 jam saat pelepasan para sandera.
Kepala Penjaga Perdamaian PBB Herve Ladsous mengatakan para sandera ditahan di basement di 4 rumah di Jamla. Lokasi desa tidak jauh dari dataran tinggi Golan yang menjadi sasaran tempur militer Suriah.
Pasukan penjaga perdamaian yang berkewarganegaraan Filipina ini, merupakan bagian dari UNDOF PBB yang telah mengawasi gencatan senjata antara Suriah dan Israel di Dataran Tinggi Golan sejak 1974. Mereka disandera oposisi sejak Rabu (06/03) lalu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kedua pihak setuju dilakukan gencata senjata di area tersebut antara pukul 10.00-12.00 waktu setempat, sehingga pasukan PBB bisa dibebaskan. Penyerahan sandera sempat direncanakan Jumat kemarin, namun urung, karena hari sudah gelap dan tidak aman.
Juru Bicara Oposisi Yarmouk Martir Abu Essam Taseel mengatakan konvoi yang membawa pasukan PBB telah mencapai sekitar 1 kilometer dari Jamla. Kendaraan tidak bisa melaju lebih jauh lagi karena serangan intens pasukan Suriah. Oposisi akan menyerahkan sandera jika militer Suriah menarik diri dari Jamla dan menghentikan pengeboman di sana.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari mengatakan kepada wartawan militer Suriah menyerang wilayah di luar Jamla. Wilayah tersebut adalah titik konsentrasi pasukan oposisi.
Bashar menyatakan, pemerintah Suriah melakukan apa yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pasukan PBB, warga desa. "Kami yakin atas apa yang kami lakukan dan kami juga tahu dimana pasukan PBB berada," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved