Pembakaran markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Kamis (07/03) lalu oleh sejumlah oknum TNI, tidak ada hubungannya dengan kecemburuan atau kesenjangan antar instansi. Peristiwa ini terjadi karena ada sejumlah oknum yang menyalahgunakan naluri tempur.
Demikian dikemukakan oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kepada pers di bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (09/03). Dikatakan Panglima TNI, setiap prajurit memang harus memiliki naluri tempur. Agus mengaku tak ingin anak buahnya kehilangan naluri tempur tersebut.
Namun, jika hal tersebut disalahgunakan maka tetap saja sebuah kesalahan. “Naluri tempur tidak boleh disalahgunakan, harus dilakukan dengan baik dalam pertempuran,” katanya.
Untuk memelihara naluri tempur itu, kata Agus, memang ada jiwa kesetiaan pada korpsnya, kesetiaan pada TNI, bangsa dan negara. Hal tersebut dikatakannya harus ada dan tumbuh. Kalau tidak, bagaimana bisa melaksanakan tugas demi negara.
“Tetapi, salah jika menempatkan naluri tempur ini pada hal yang tidak tepat, seperti penyerangan ke Mapolres ini tidak tepat. Jadi harus ada sanksi. Apalagi mereka datang karena emosi, ketidakpuasan, sehingga melakukan perusakan,” papar Agus.
Panglima TNI, membantah ini terjadi akibat kesenjangan di antara dua instansi. Kesejahteraan prajurit TNI saat ini, sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. “Menurut saya sudah tidak (kesenjangan). Karena saat ini pun kesejahteraannya sudah baik,” katanya.
Dikatakan Agus, ada hal-hal lain yang harus dipelajari dan bukan sekadar persoalan kesenjangan. Meskipun demikian, sambungnya, TNI akan terus mencari penyebab utama dan cara menyelesaikannya secara permanen, melalui pembinaan di lapangan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved