Presiden Mesir Mohamed Moursi, kepala negara sipil dan Islamis pertama, akan mengunjungi Amerika Serikat pada 23 September. Presiden Moursi akan menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York dan kemudian menuju ke Washington untuk bertemu dengan para pejabat senior selama perjalanan tiga hari.
Juru bicara Moursi, Yassir Ali, Rabu (22/08), mengatakan, pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama belum dikonfirmasi. Namun membenarkan rencana Moursi akan mengunjungi Amerika Serikat pada 23 September.
Moursi menjadi presiden sipil pertama yang dipilih secara bebas pada 30 Juni, dan kepala negara pertama sejak pemberontakan rakyat menggulingkan veteran pemimpin Hosni Mubarak pada Februari tahun lalu.
Di bawah Mubarak, Mesir adalah salah satu sekutu regional terdekat Washington, dan masih menerima bantuan militer 1,3 miliar dolar AS setiap tahun. Hubungan antara kedua negara mengalami krisis terburuk dalam beberapa dekade setelah penggulingan Mubarak ketika Mesir menempatkan puluhan pekerja LSM, termasuk Amerika, untuk diadili atas tuduhan menerima dana asing. Di bawah tekanan Amerika Serikat, akhirnya Mesir membebaskan para aktivis itu.
Menlu AS Hillary Clinton bertemu Moursi di Kairo pada Juli, hampir dua pekan setelah pelantikannya. Namun baru-baru ini, Amerika Serikat mengatakan "sangat prihatin" tentang kebebasan pers di Mesir setelah pemerintah memutuskan untuk menempatkan dua wartawan anti-Moursi diadili.
"Kami sangat prihatin dengan laporan bahwa pemerintah Mesir melangkah untuk membatasi kebebasan media dan kritik di Mesir," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland kepada wartawan pada 16 Agustus. Kedua jurnalis, pemilik stasiun televisi dan pemandu acara Tawfiq Okasha dan Islam Afifi, editor dari penerbitan bersirkulasi kecil Al-Dustour, dituduh mencoba untuk menghasut pembunuhan Moursi dan meningkatkan kekacauan publik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved