Harga emas jatuh menuju penurunan terbesar selama 18 bulan terakhir. Harga langsung bereaksi merespon kondisi pasar keuangan yang mulai stabil. Optimisme terhadap aset berisiko ini berhasil mengikis daya pikat logam mulia sebagai safe haven.
Harga logam mulia emas melorot 104 dollar AS atau 5,6% persen di posisi 1.757,30 per ounce. Ini merupakan penurunan persentase terbesar sejak Maret 2008 atau 18 bulan terakhir. Meski secara keseluruhan harga emas untuk tahun ini masih naik 24%.
Sebelumnya harga emas sempat menembus 1.917 dollar AS per ounce. Angka ini merupakan capaian tertinggi sepanjang perdagangan emas. Investor membeli emas karena kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa serta gejolak di pasar keuangan sejak awal Agustus ini.
Kantor berita AP menyebutkan, harga emas anjlok pada perdagangan Rabu (24/08), seiring dengan dengan bertambahnya kepercayaan diri para investor terhadap ekonomi global.
Sebelumnya, pada 16 Agustus silam, Wells Fargo & Co pernah memperingatkan, potensi bubble bisa terjadi dalam waktu dekat lantaran aksi beli emas beberapa waktu terakhir sudah bersifat spekulatif.
"Penurunan ini merupakan cerita akhir dari perdagangan yang sangat ramai sebelumnya," kata senior market strategist MF Global Holdings Ltd, Adam Klopfenstein, di Chicago, kemarin.
Menurut Adam, secara jangka pendek, optimisme di pasar saham tumbuh dan hal tersebut menjadi pertanda buruk bagi harga emas.
Pada kuartal kedua, miliarder dunia yaitu George Soros dan Eric Mindich memangkas kepemilikannya di SPDR Gold Trust. Sedangkan Paulson & Co yang dikelola oleh John Paulson mempertahankan posisinya di pasar emas.
"Meluncurnya harga emas didorong oleh optimisme pasar bahwa The Federal Reserve segera mengumumkan pelonggaran kuantitatif," kata, analis komoditas Scotia Capital, Patricia Mohr.
Menurut Patricia, apa yang terjadi saat ini adalah bahwa investor sulit menebak apa yang akan terjadi. Akhirnya pada kenyataannya mereka dikecewakan oleh pasar emas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved